Senin, 02 Januari 2012

Manajemen Operasional pada Perusahaan Interior Design


A.     Mengenai Perusahaan
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi. Selain untuk tempat tinggal seluruh anggota keluarga, rumah juga harus merupakan tempat hunian yang nyaman untuk beraktivitas dan berinteraksi antar anggota keluarga sehingga setiap anggota keluarga merasa betah untuk tinggal di rumah seperti slogan Rumahku Istanaku. Untuk menciptakan hunian yang nyaman, perlu adanya usaha yang dilakukan antara lain dengan menambah nilai artistik rumah itu sendiri. Cara untuk menambah nilai seni suatu rumah, diantaranya dengan memberi desain baik desain eksterior maupun desain interior. Contoh desain eksterior antara lain desain rumah, penataan lahan, pembuatan taman, sedangkan contoh desain interior antara lain pemilihan cat, pemilihan dan peletakan furniture serta pemasangan gypsum pada plafon rumah. Jadi, rumah yang nyaman tidak harus besar tetapi rumah yang kecil pun bisa nyaman bila mempunyai nilai artistik yang dapat membuat seluruh anggota keluarga merasa “betah” untuk tinggal di rumah. Desain interior yang dapat mempercantik rumah banyak sekali jenisnya, salah satu diantaranya adalah seni untuk mempercantik plafon rumah yang disebut gypsum. Orang membuat gypsum mempunyai beberapa tujuan antara lain untuk tujuan seni dan tujuan ekonomis. Tujuan itulah yang membuat orang tertarik memproduksi gypsum. Tujuan seni adalah untuk menambah nilai artistik dan nilai estetik yang tinggi pada desain suatu rumah sehingga menjadi hunian yang nyaman dan ideal. Sedangkan tujuan ekonomis adalah untuk menambah pendapatan pengrajin yang membuat dan memasang gypsum. Cara membuat dan memasang gypsum mudah tetapi member pemasukan yang cukup besar. Penyusunan bahan belajar tentang keterampilan membuat gypsum ini mempunyai dua tujuan yaitu tujuan penyusunan bahan belajar sendiri dan tujuan keterampilan membuat gypsum.
Gypsum adalah suatu seni dekorasi untuk memberi nilai artistic pada plafon sehingga rumah menjadi cantik. Gypsum dibuat dari bahan dasar yang disebut casting (bubuk lembut berwarna putih) Bahan itu mudah diperoleh di took bangunan. Gypsum mempunyai  berbagai macam bentuk dan motif yang beraneka ragam sesuai dengan keinginan pemilik rumah, karena cetakan dapat dibuat bermacam – macam sesuai dengan motif yang telah dirancang, misalnya bentuk lurus dengan bermacam motif, bentuk oval atau melingkar dengan berbagai motif pula.
CV. Alam Jaya Profil merupakan perusahaan yang menggeluti bidang Kontraktor Interior. CV. ini menerima berbagai pesanan interior ruangan, gedung, rumah, dan lain sebagainya. Konsumen dapat pula hanya memesan gypsum, list, atau aksesoris interior lainnya saja, namun itu jarang terjadi. Pelayanan yang diberikan perusahaan ini adalah:
n  Gypsum Ceiling Product.
n  Gypsum Ceiling Contractor & Consultant.
n  Gypsum Powder & Building Material Supplier.
Produk-produk yang diproduksi perusahaan ini antaralain ialah;
  1. Gypsum
 
2. List
 
3. Jendela. Perusahaan dapat menerima pesanan jendela kayu, maupun jendela alumunium.
 
4. Aksesoris lainnya, seperti pegangan pintu, mur, baut, dan sebagainya. Perusahaan sendiri memesan pada agen material dalam jumlah yang besar.
Dalam persediaan, perusahaan melakukan pemesanan secara besar-besaran, dan tanpa menggunakan metode perhitungan. Jadi misalnya di perusahaan terdapat persediaan paku sebanyak 2000 unit, lalu ada produksi yang membutuhkan paku sebanyak 1000 unit, maka sisa paku yang tersisa adalah 1000, nominal tersebut secara otomatis terdapat dalam computer. Pembelian akan dilakukan kembali jika persediaan habis. Hal tersebut dilakukan agar bentuk dari bahan baku sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Perusahaan juga membuat hasil karyanya sendiri, dan hasilnya hanya untuk dipajang sebagai contoh bagi para konsumen.


B.     Perencanaan dan Pengembangan Produk
Bagi perusahaan jenis apapun, kelangsungan hidup perusahaan lebih penting dari sekedar laba yang besar.  Namun setidaknya untuk tetap going concern, perusahaan memerlukan keuntungan yang ‘cukup’.  Lalu untuk mendapatkan laba tersebut perusahaan harus memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan, dll.). Untuk itu, diperlukan proses produksi yang baik dalam artian luas, agar output yang dihasilkan dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan.
Seperti yang telah dijelaskan betapa pentingnya proses produksi disetiap perusahaan. Terutama bagi perusahaan manufaktur yang tentunya menghasilkan barang seperti CV. Alam Jaya Profil, yang mempunyai produk utama gypsum ini. Bagi perusahaan, proses produksi merupakan paru-paru bagi kehidupan perusahaan, karena tanpa adanya proses produksi, kegiatan perusahaan tidak dapat berjalan, karena sebagian besar dari ‘produk’ perusahaan ini membutuhkan proses produksi yang baik. Seperti misalnya dalam membuat 1 produk saja dibutuhkan beberapa tahapan dan proses produksi, seperti mendesign pola list, pencetakannya, dsb., hal tersebut harus dilakukan secara sistematis, dan benar, untuk mendapatkan produk yang memuaskan konsumen, sebab bagi perusahaan ini kepuasan konsumen adalah yang paling utama. Karena perusahaan ini mementingkan proses produksinya demi memenuhi keinginan konsumenlah, maka perusahaan ini dapat tetap going concern dibidangnya, dan kini memiliki ‘nama’ yang telah dipercaya oleh banyak pelanggannya. Jika proses produksi dihentikan, tidak hanya perusahaan saja yang mengalami kerugian, pihak konsumen dan produsen pun ikut mengalami kerugian. Pihak konsumen mengalami kerugian karena batalnya pemesanan atau terlambatnya produksi, yang dapat memperlambat proses renovasi ruangan. Pihak produsen mengalami kerugian karena jika proses produksi bermasalah, maka konsumen akan mengalami keterlambatan dalam mendapatkan produk, jika hal tersebut terus terjadi, tidak menutup kemungkinan konsumen membatalkan pesanan dan perusahaan tidak mendapatkan pemasukan, jika perusahaan tidak mendapatkan pemasukan, maka hutang perusahaan kepada produsen, tidak dapat dilunasi, dan hal tersebut dapat menyebabkan kredit macet pada pihak produsen.
Pak Warik yang merupakan owner dari usaha ini, yang awalnya adalah seorang pekerja langsung atau kasarnya kuli panggul. Sampai akhirnya ia sedang dalam keadaan menganggur, lalu beliau sedikit menghayal, kemudian menuangkan khayalannya dalam gambar sebuah rumah. Kemudian ia pun berfikir, ternyata jika rumah dihias dengan design yang bagus, rumah biasa akan terlihat lebih nyaman dan menarik. Pak Warik memang mempunyai bakat terpendam di bidang seni. Jiwa seninya sangat kental dan kuat. Dari situlah awal dari usahanya, tapi masalah utamanya adalah, dari mana modalnya? Dan akhirnya ia mencoba untuk memberanikan diri meminjam uang saudaranya sebesar Rp. 1000.000, untuk dijadikan list sederhana. Beliaupun mulai mencari orang yang berminat untuk di dekorasi rumahnya dengan gypsum dan list, namun karena ia sama sekali belum memiliki dana untuk membuat list dan gypsum, ia menawarkannya secara door to door dengan membawa contoh list dan sketsanya (sebagai tambahan) dengan menggunakan tas ransel. Karena pengalamannya yang cukup lama sebagai pekerja kasar dan sempat menjadi pekerja langsung dari perusahaan gypsum, iapun mampu membuat gypsum yang baik, didukung dengan jiwa seninya yang tinggi. Awalnya beliau hanya menjajakkan produknya dari perumahan ke perumahan, dari daerah pembangunan ke daerah pembangunan lainnya. Tentunya produknya tak langsung diterima oleh konsumen, karena ada beberapa dari mereka yang mungkin memandangnya sebelah mata. Namun ia tak putus ada dan terus mencari konsumen yang tertarik dengan produknya yang dinilai berkualitas dan dengan harga yang relatif murah, dan akhirnya beliaupun mendapatkannya. Namun timbul masalah baru, yaitu masalah pendanaan, karena modalnya tidak cukup untuk membeli bahan baku. Karena itulah ia menggunakan modal asing untuk memulai usaha, yang semulanya menggunakan system “gali lubang,tutup lubang”, namun tentunya ia mendapatkan keuntungan dari usahanya, perlahan tapi pasti, ia berhasil menjadi pengusaha yang sukses, dan kini memiliki ‘bendera sendiri’ dan dipercaya untuk mengikuti tender-tender besar. Yang awalnya beliau yang mencari konsumen,kini ia yang dicari konsumen, karena kualitas yang tinggi dan harga yang relatif murah.
Setiap usaha tentunya diperlukan inovasi untuk menarik konsumen agar tidak jenuh terhadap produknya. Dalam hal inovasi bisa didapatkan dari pihak intern, maupun pihak ekstern. Dari pihak intern, ia mengikutsertakan bagian interior designer untuk menghasilkan sebuah ide. Biasanya produk hasil inovasinya sendiri ia pajang di kantor pemasarannya yang terpisah dari kantor pemasarannya. Dari pihak ekstern, Pak Warik mendapatkan ide dari konsumennya, karena biasanya konsumen sudah memiliki ide/tema sendiri mengenai design yang diinginkan, Pak Warek selaku owner tinggal menuangkannya dalam secarik kertas dan kemudian diperlihatkan kepada konsumennya untuk mengetahui seberapa tertariknya konsumen terhadap designnya, Pak Warek juga dapat mendengar langsung pendapat konsumen, karena itulah produk inovasinya jarang sekali gagal. Keluhan, kritik, serta saran dari konsumenpun ia terima dengan terbuka, agar ia dapat mengoreksi dan memperbaiki kekurangan yang ada. Ia juga mengikuti kecendrungan pasar yang ada, untuk dapat mengetahui gypsum seperti apa yang sedang diminati pasar. Alternatif yang digunakan dalam pengembangan produk baru adalah memodivikasi produk yang sudah ada, juga menciptakan design-design baru yang artistik dan bagus, diversifikasi produk juga kerap dilakukan. Setiap usaha pastinya pernah mengalami kegagalan. Menurut pak warik, kegagalan terjadi jika seandainya perusahaan memulai untuk membuat produk baru, yang baru muncul, di awal usaha baru dimulai. Hal ini terjadi karena kurangnya pengalaman dan ketidaktahuan mengenai cara yang baik dalam pembuatan produk tersebut. Namun Pak Warik dan staffnya bergerak cepat dan melakukan riset mengenai masalah dan produk tersebut sehingga masalahpun dapat terselesaikan. Setiap inovasi tentunya ada tahapan-tahapan yang dilalui oleh perusahaan, yaitu diantaranya:
  1. Identifikasi design produk yang telah ada,
  2. Mencari dan menggali ide-ide tentang design produk yang baru, yang didapatkan dari pihak intern, maupun ekstern,
  3. Menyaring ide-ide yang ada,
  4. Menganalisis masing-masing ide yang telah tersaring,
  5. Menentukan ide yang paling mungkin dikembangkan,
  6. Melaksanakan pengembangan ide design produk baru tersebut,
  7. Membuat sampel dan menguji produk baru tersebut (jika produk merupakan produk pesanan, berarti yang diajukan adalah berupa sketsa gambar terlebih dahulu, untuk mengurangi terjadinya kegagalan),
  8. Menguji produk baru di pasar, dengan memajang produk di kantor pemasaran (jika produk merupakan produk pesanan, produk langsung diajukan kepada konsumen),
  9. Memproduksi dan memasarkan produk baru tersebut dalam arti sesungguhnya, dan
  10. Melakukan pelayanan purna-jual (setidaknya sampai produk selesai dipasangkan, untuk menjamin kekuatan dan kualitas dari gypsum tersebut)
Posisi produk utama sekarang ini dalam siklus yang sangatlah baik karena para konsumen sangat menyukai produk yang dihasilkan dengan harga yang relatif murah. Sekalipun harga yang ditarifkan tinggi, konsumen masih dapat menerimanya karena harga tersebut adalah harga yang ’pantas’, dan tidak semahal di tempat lain.

C.     Penentuan Lokasi Usaha/Perusahaan
Setelah perencanaan produk dan pengembangan produk baru selesai dilakukan, tentu langkah yang diambil oleh setiap perusahaan berikutnya adalah penentuan lokasi usaha. Penentuan lokasi usaha sangatlah dibutuhkan untuk menjangkan segala kemudahan dalam usaha dan tentunya mendapatkan pelanggan. Namun dalam perusahaan ini, memilih untuk melakukan pemisahan antara tempat produksi penuh, dengan tempat pemasaran, yang didalamnya terdapat tempat produksi juga, namun tidak sebesar tempat produksi penuh.
CV ini juga memperhatikan beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan penentuan lokasi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:


  1. Letak pasar,
  2. Bahan Baku,
  3. Tenaga Kerja,
  4. Masyarakat,
  5. Peraturan Pemerintah, 
  6. Listrik, air, telepon, 
  7. Trasportasi, 
  8. Sarana prasarana pendukung


Menurut Pak Warik, posisi lokasi saat ini sudah cukup baik dalam pasar lokal. Tempatnya sudah cukup strategis sehingga mempermudah untuk dikenal, dan pengenalan produk kepada konsumen. Pemasaran door to door terkadang juga masih dilakukan jika permintaan sedang menurun, namun biasanya konsumen yang memesan ke CV ini.
Perusahaan tidak menggunakan metode apapun untuk menentukan lokasi usaha, karena kurangnya pengetahuan mengenai penggunaan metode tersebut. perusahaan hanya menggunakan feeling untuk menentukan lokasi usaha.
Seperti yang telah diketahui, perusahaan memilih tempat usaha yang dekat dengan pasar, dan dengan keamanan yang cukup memadai. Perusahaan juga memiliki kebijakan untuk membuat dua tempat produksi. Hal ini tentunya mempunyai alasan, dengan alasan sebagai berikut:
  1. Agar dapat melayani konsumen dengan baik. Karena itulah perusahaan memilih kantor pemasaran yang ramai, dan dekat dengan konsumen, untuk menarik perhatian konsumen untuk setidaknya ‘melirik’ perusahaannya dan kemudian berminat untuk memakai produknya. Guna dari digabungnya tempat pemasaran dengan tempat produksi yang tidak terlalu besar adalah agar konsumen dapat mengetahui kualitas dari bahan baku yang ada, dan kualitas produk yang dihasilkan, jadi mempermudah dalam pengenalan produk. Namun ada beberapa pekerjaan besar yang tidak bisa dikerjakan di tempat tersebut dikarenakan kurangnya lahan. Karena itu diadakannya tempat produksi yang lebih luas dan terpisah. Dan tentunya adalah mempermudah marketing dan akses jln dalam melakukan proses perdagangan.
  2. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik. Karena itu perusahaan memilih tempat produksi yang padat penduduk dan  biaya tenaga kerjanya sedikit lebih murah dan dapat dipercaya, karena pekerja langsungnya tersebut adalah orang-orang yang tinggal di sekitar rumahnya, dan tempat produksinya juga terletak tidak jauh dari rumahnya.
  3. Untuk keperluan usaha di kemudian hari.
  4. Agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan optimal. Semua itu dilakukan demi kelancaran proses produksi perusahaan, agar meminimalisasi masalah dari kurangnya tenaga kerja, masalah keamanan, dan lain sebagainya.
  5. Menyesuaikan kemampuan dan fungsi perusahaan.
Dalam menentukan lokasi perusahaan setiap usaha biasanya pernah gagal dalam menentukan lokasi perusahaan. Begitupula dengan Pak Warik. Pada awal usaha ini dibuat, Pak Warik sempat gagal dalam menentukan lokasi usaha. Letak lokasi kurang  strategis untuk pemasaran produk yang dijalankan oleh perusahaan. Hal tersebut dikarenakan oleh kurangnya dana yang dimiliki. Saat itu juga pelanggannya masih sedikit, karena usaha tersebut masih sangat muda. Berbeda dengan sekarang. Kini dana yang di dapatkan sudah dirasa cukup, hingga akhirnya perusahaan dapat memindahkan tempat pemasarannya ke tempat yang lebih ramai pasarnya.
Terdapat beberapa kesuliatan dalam menentukan lokasi usaha. Adanya kekhawatiran kembali mengalami kegagalan dalam menentukan lokasi usaha, lokasi usaha diharapkan ramai, mudah di akses, tingkat keamanan cukup, dan lain sebagainya. Namun untungnya ada kerabat dan relasi yang menawarkan dan member masukan menganai letak lokasi usaha yang baik, jadi kesulitan tersebut dapat teratasi.
Menurut Pak Warik cukup sulit dalam menentukan lokasi usaha yang ideal untuk pemasaran produk. Namun kini pak Warik merasa cukup puas dengan lokasi usaha saat ini. Hal ini dapat dilihat dari order yang berdatangan terus menerus dan belum terputus setiap bulannya.

D.     Perencanaan Tata Letak (Layout) usaha.
Tidak hanya perencanaan lokasi usaha saja yang harus dilakukan. Perencanaan tata letaj usaha juga sangat penting untuk dilaksanakan. Menurut Pak Warik, kondisi tata letak perusahaan secara umum dirasa cukup ideal, dan cukup memadai. Dimulai dari atap yang cukup tinggi, (karena kedua tempat produksi menggunakan satu lantai), gang-gang yang cukup lebar, dan fleksibel untuk kondisi emergency.  Pak Warik beranggapan tata letak fasilitas sangatlah penting, demi berlangsungnya proses produksi yang efisien dan efektif. Bagi beliau, tata letak fasilitas yang saat ini beliau jalankan cukup memadai dan sesuai dengan harapannya. Hal ini dapat dilihat dari gambar denah dibawah ini:
  1. Denah Kantor Pemasaran (yang juga dijadikan pabrik 

b. Denah Tempat FullProduksi
 

Perusahaan memilih layout seperti ini dengan tujuan untuk mempermudah control material, agar aliran manusia dan material menjadi lancar, keselamatan kerja pegawai, suasana kerja yang baik, pemanfaatan fasilitas dan peralatan dengan optimal.
Dilihat dari denah diatas, jenis tata letak (layout) yang digunakan adalah jenis tata letak proses/ tata letak fungsional, yang maksudnya adalah jenis tata letak yang penyusunannya dimana alat yang sejenis atau memiliki fungsi yang sama ditematkan pada bagian yang sama.
Jenis bangunan yang dipilih adalah jenis bangunan berlantai tunggal. Hal tersebut dikarenakan karena proses produksi ini adalah proses produksi yang membutuhkan ruangan yang luas untuk lalu lintas barang. Tidak mungkin menggunakan lantai bertingkat, karena hanya akan menyulitkan pegawainya dalam proses transportasi barangnya saja, dapat pula mempermudah pengawasan, selain itu bangunan type ini memang bangunan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Sama seperti perencanaan lokasi, perusahaan tidak menggunakan metode tertentu dalam menyusun tata letak. Perusahaan hanya menggunakan perkiraan/feeling, dan analisis mengenai kebutuhan-kebutuhan selama produksi.
Perusahaan merasa cukup puas dengan tata letak yang seperti digunakan untuk saat ini. Hal tersebut karena menurut mereka dengan tata letak saat ini, proses produksi dapat berjalan secara produktif, dan lancar.
Dengan tata letak yang digunakan perusahaan saat ini sepertinya cukup efisien, mengingat tata letak yang digunakan sudah dirancang sesuai dengan fungsinya masing-masing.
               
E.     Dalam Hal Peramalan Produksi
Menurut perusahaan peramalan produksi tidak terlalu penting untuk dilakukan. Namun perusahaan pernah melakukan peramalan produksi. Tapi hal tersebut hanya sebagai antisipasi saja jika seandainya ada pesanan yang terlalu tinggi secara tiba-tiba. Namun itu jarang sekali terjadi, karena itu semua masih bisa di tangani. Biasanya saat pemesanan ada jangka waktu yang diberikan untuk proses produksi, jadi perusahaan bisa tenang. Selain itu pekerjanya pun kini sudah sangat handal, dapat dipercaya dan berpengalaman dalam bidangnya, sehingga mempercepat proses produksi. Bahkan saat saya survey ke tempat tersebut, sedang tidak ada proses produksi di tempat tersebut. Semuanya tinggal dipasangkan di bangunannya. Hal tersebut menandakan bahwa manajemen perusahaan sudah sangat baik, terutama dalam peramalan produksi.
Perusahaan menggunakan pendekatan pendekatan kualitatif lebih sering dilakukan, karena dianggap paling efisien, yaitu dengan cara:
  1. Juri opini eksekutif. Peramalan dilakukan oleh Pak Warik beserta staff-staff berpengalamannya, dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki.
  2. Survey pasar. Perusahaan turun langsung untuk memperkirakan berapa list, gypsum, dan aksesoris lainnya yang dibutuhkan dalam pengerjaan suatu ruangan. Kemudian jumlah dan harganya akan dibicarakan dengan konsumen, jadi kemungkinan meleset cukup kecil. Konsumen dapat memilih untuk melakukan perhitungan sendiri terhadap unit produk yang dibutuhkan untuk interiornya, juga dapat menyerahkan kepada CV.
Perusahaan tidak menggunakan pendekatan kuantitatif karena peramalan produksi dilakukan on the spot/langsung. Perusahaanlah yang memperkirakan berapa banyak gypsum, list, dan aksesoris lainnya yang dibutuhkan, dan itu semua tergantung pada luas bangunan atau ruangannya.
Dengan metode tersebut perusahaan merasa cukup yakin, karena peramalan tersebut sudah terbukti ketepatannya.

F.     Dalam Hal Perencanaan Proses Produksi
Proses produksi yang berlangsung sama seperti yang telah dijelaskan pada layout proses yang sebelumnya telah dijelaskan. Masing-masing ruangan sibuk dengan tugasnya masing-masing. Proses produksi dilakukan dengan cara manual.
>>>Gypsum
>!< Siapkan:
1). CASTING
Merupakan bahan membatu. utama dalam pembuatan gypsum yang mempunyaibentuk seperti bubuk lembut dengan warna putih.Casting yang baik adalah casting dengan bentuk bubuk yang semakin lembut dan dengan warna yang semakin putih. Untuk mendapatkan casting dapat diperoleh di toko-toko tertentu yang menyediakan bahan tersebut seperti toko bangunan dengan merk yang bervariasi seperti:


n  Jaya Board
n  Elephant Board
n  SGP Casting
n  Judal Board


Untuk perawatannya casting sebaiknya ditaruh di tempat yang kering dan tidak lembab serta jangan sampai terkena air sedikit pun dengan maksud agar casting tidak mudah mengeras atau Merupakan bahan membatu.
2). ROVING
Roving dalam pembuatanngypsum digunakan sebagai bahan penguat pada waktu pencetakan. Roving bentuknya seperti serabut yang sudah tertata rapi, sehingga nantinya jika ingin digunakan tinggal memotongnya sesuai ukuran dengan yang diinginkan. Untuk perawatan, roving sebaiknya ditaruh di tempat yang kering dan jangan ditumpuki bahan berat karena sifatnya yang rapuh. Untuk mendapatkan casting yang baik bisa diperoleh di toko-toko tertentu yang menyediakan bahan tersebut seperti toko bahan bangunan dengan merk yang bervariasi
3). AIR
Air nantinya digunakan sebagai bahan untuk mencampur casting Air yang digunakan bisa air sumur, air PAM, air artetis, yang tidak mengandung garam. Karena air yang mengandung kadar garam yang tinggi menyebabkan gypsum tidak tahan lama atau mudah pecah.
4). MINYAK
Minyak yang digunakan dalam pembuatan gypsum bisa dibuat dengan menggunakan bahan lemak dari binatang lembu atau kerbau yang dipanaskan atau dimasak sekitar 5 menit sampai lemak itu mencair kemudian campurkan dengan solar dengan perbandingan 2 banding 1, kemudian dimasak lagi
sekitar 5 menit sambil diaduk agar kedua cairan itu menyatu sehingga menjadi sebuah minyak yang sudah siap di gunakan. Dengan penggunaan minyak yang dibuat dari bahan lemak sapi akan akan menghasilkan gypsum yang sesuai dengan keinginan yaitu tetap akan berwarna putih dan bersih tidak bercampur dengan warna minyak. Lebih jelasnya lihatlah pada gambar dibawah ini:
>!< Proses
Pembuatan gypsum melalui beberapa proses kegiatan. Proses kegiatan itu harus dilaksanakan secara runtut dan benar agar menghasilkan gypsum yang sesuai dengan keinginan dan mempunyai kualitas yang bagus. Tahap – tahap proses pembuatan gypsum yaitu:
1.       Proses awal pembuatan gypsum diawali dengan pengadukan bahan gypsum. Adapun bahan yang dipakai dalam proses pengadukan adalah:


n  Casting
n  air


2.       Sedangkan alat yang persiapkan adalah:
n  Timbangan, yang digunakan untuk menakar ukuran jumlah casting yang akan diaduk sehingga disesuaikan dengaN bentuk gypsum yang akan dibuat.
n  Gelas ukur, yang digunakan untuk menakar air.
n  Ember atau tempat lain yang mirip bentuknya yang bisa digunakan untuk tempat mengaduk.
n  Sekop, yang digunakan untuk mengaduk atau alat alternatif lain yang mirip sekop yang bisa dibuat dari bahan kayu atau sejenisnya, yang nantinya bisa digunakan untuk mengaduk dengan merata.
3.1    Pertama kita mempersiapkan sebuah cetakan yang akan dipakai membuat gypsum dalam keadaan bersih dan kering, mulailah diolesi minyak yang telah dibuat agar gypsum tidak melekat dan mudah dilepaskan dari cetakan. Mula-mula dipersiapkan dulu Masukkan casting yang sudah ditakar ke dalam ember, setelah itu baru diberikan air. Tunggu 5 menit, supaya kekentalan air merata. Setelah 5 menit baru kita aduk dengan menggunakan sekop sampai benar – benar rata. Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah cetakan gypsum yang akan dibuat dan adonan casting yang telah dicampur dengan air yang sudah dikerjakan pada tahap pertama.
Cara penuangannya adalah persiapkan dulu cetakan pada tempat yang datar supaya nantinyaadonan yang dituangkan betul – betul merata. Kemudian tuangkan adonan ke dalam cetakan secara pelan – pelan hingga merata dengan roving ini alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah sisa adonan sebelumnya. Roving yang sudah dipotong kira-kira 25 cm yang jumlahnya disesuaikan dengan ukuran cetakan dan tali ( bisa tali  ketinggian kurang lebih 1 cm dari tepi cetakan, jadi tidak semua adonan tadi kita tuangkan ke dalam cetakan ravia atau sejenisnya) yang kuat karena nantinya digunakan untuk menggantung hasil cetakan. Roving juga harus disesuaikan dengan rakel yang berfungsi untuk meratakan. Lalu diamkan hingga kering. Maka selesailah satu gypsum segi panjang, yang polos.
3.2    Selain Gypsum polos, adapula gypsum bermotif. Bahan dan alat yang pakai juga sama dengan gypsum polos. Prosesnya, pertama kita mempersiapkan sebuah cetakan yang akan dipakai membuat gypsum dalam keadaan bersih dan kering, mulailah diolesi minyak yang telah dibuat agar gypsum tidak melekat dan mudah dilepaskan dari cetakan. Mula-mula dipersiapkan dulu bahannya yaitu dengan menimbang casting dan menakar air yang akan dipergunakan sesuai dengan bentuk ukuran gypsum, dengan perbandingan 1 : 2, artinya jika kita menggunakan casting 2 Kg maka untuk airnya 1 liter.
Setelah bahan pada proses pertama selesai dikerjakan maka tahap kedua adalah menuangkan adonan tersebut ke dalam cetakan.
Masukkan casting yang sudah ditakar ke dalam ember, setelah itu baru diberikan air. Tunggu 5 menit,supaya kekentalan air merata. Setelah 5 menit baru kita aduk dengan menggunakan sekop sampai benar – benar rata. Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah cetakan gypsum yang akan dibuat dan adonan casting yang telah dicampur dengan air yang sudah dikerjakan pada tahap pertama.


 
Cara penuangannya adalah persiapkan dulu cetakan pada tempat yang datar supaya nantinya adonan yang dituangkan betul – betul merata. Kemudian tuangkan adonan ke dalam cetakan secara pelan – pelan hingga merata dengan roving ini alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah sisa adonan
sebelumnya. Roving yang sudah dipotong kira-kira 25 cm yang jumlahnya disesuaikan dengan ukuran cetakan dan tali ( bisa tali ravia atau sejenisnya) yang kuat karena nantinya digunakan untuk menggantung hasil cetakan. Roving juga harus disesuaikan dengan rakel yang berfungsi untuk meratakan. ketinggian kurang lebih 1 cm dari tepi cetakan, jadi tidak semua adonan tadi kita tuangkan ke dalam cetakan.
Tahap 3, dalam tahap pemasangan yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran kemudian kita letakkan roving tersebut ke dalam cetakan yang sudah dilakukan pada tahap 2 dengan cara menebarkan roving ke dalam cetakan yang sudah diisi adonan tadi secara merata. Setelah roving kita tebarkan secara merata, selanjutnya ialah merapikan tepi cetakan dari roving yang mungkin menjuntai keluar dengan menggunakan “rakel”. Tetapi untuk salah satu ujung sisi, kita sisakan roving tadi untuk mengaitkan tali penggantungnya. Jadi tidak semua tepi cetakan kita rapikan dari roving. Adapun cara mengaitkan tali ialah letakkan tali secara melintang ke dalam sisa roving, kemudian sisa roving kita gulung sekali ke arah dalam cetakan sehingga membuat tali tadi menjadi melingkar.
Setelah itu tuangkan sisa adonan tadi ke dalam cetakan gypsum sampai penuh. Langkah selanjutnya ialah mengeringkannya sampai kurang lebih 30 menit
 
Tahap 4, Setelah kurang lebih 30 menit, gypsum sudah kering dan siap untuk dilepas dari cetakan. Ada dua cara melepaskan gypsum dari cetakan ssuai dengan model cetakan yaitu:

>> Cetakan model lurus
Untuk cetakan model lurus pelepasan dimulai dari salah satu ujung dengan membukanya secara perlahan-lahan, kemudian kita gerakkan telapak tangan kita hingga ujung yang satunya lagi, sampai semua gypsum terlepas.
>> Cetakan oval/melingkar
Yaitu dengan cara diketukkan pelan – pelan dan hati – hati, secara
menyeluruh ke semua bagian cetakan sampai gypsum terlepas.
Setelah gypsum terlepas gantungkan untuk menambah kekeringannya.
>> selain cetakan-cetakan diatas, ada juga jenis cetakan seperti dibawah ini:
>>>Hal serupa juga dapat dilakukan dalam pembuatan list. Namun tentunya dengan cetakan yang berbeda.
>>>Proses terakhir adalah proses pemasangan. Seperti yang kita ketahui, perusahaan ini adalah perusahaan interior ruangan, jadi proses terakhir adalah proses pemasangan semua barang yang telah dibuat pada ruangan yang ingin di décor. Untuk pemasangan gypsum, sebelumnya ruangan harus dialaskan kerangka, agar gypsum dapat terpasang dengan kokoh. List dipasangkan pada pinggiran kerangka, untuk mempercantik. Pemasangan jendela yang menjadi produk perusahaan ini, gagang pintu yang dipesan dari material langgananpun mulai dipasang. Begitu pula dengan aksesoris lainnya.
Dilihat dari proses produksinya, jika atas dasar karakter aliran prosesnya, proses produksinya menggunakan aliran intermiten. Sedangkan menurut tipe ordernya, menggunakan proses produksi untuk pemesanan.
Perusahaan tidak mengenal, apa lagi menerapkan konsep BEP maupun kurva belajar. Hal tersebut dikarenakan pesanan tidak tentu, dan tergantung pada luas bangunannya.

G.     Dalam Pengendalian Persediaan.
Pengendalian persediaan pada perusahaan ini dianggap cukup penting. Namun sampai saat ini perusahaan masih menggunakan system ‘gali lubang-tutup lubang’. Karena bahan baku, bahan pembantu, dan yang lainnya  diperkirakan pada saat perusahaan mengetahui berapa unit yang harus di produksi, dan besarnya unit tersebut ditentukan oleh CV sendiri, tergantung dari berapa luas ruangannya, seperti apa temanya, ingin seperti apa bahan bakunya, dan lain-lainnya. Jadi perusahaan sementara waktu melakukan berhutang kepada material, dan baru membayarkannya dengan membayar uang muka. Pelunasan akan dilakukan jika konsumen melakukan pembayaran. Material tersebut sudah memberikan kepercayaan kepada CV ini, karena kerjasama yang cukup lama, dan belum adanya masalah selama kerjasama berlangsung. Karena itu pemasok pun dapat dipercaya untuk mengirimkan pesanan tepat pada waktunya dan harga dari bahan baku dapat dinegosiasikan. Persediaan digunakan untuk melakukan proses produksi dan jika tersisa, maka akan disimpan di gudang.
Dilihat dari kasus ini, berarti metode yang digunakan perusahaan dalam mengendalikan persediaannya adalah KONSEP PENGENDALIAN PERSEDIAAN – JUST IN TIME (JIT). Konsep ini dikembangkan oleh Taichi Ohno dan kawan-kawannya di Toyota Motor Company jepang dan mulai berkembang di tahun 1978. Beberapa hal penting dalam konsep JIT ini adalah :
·         Semua material adalah bagian aktif dari sistem produksi dan tidak boleh menimbulkan masalah yang menyebabkan timbulnya persediaan. Dikhawatirkan persediaan tidak terpakai, karena selera/tema dari interior yang diinginkan konsumen yang beragam.
·         Persediaan seminim mungkin (sesuai Kebut. saja) untuk menjaga kelangsungan produksi, dan harus tersedia dalam jumlah, waktu, serta kualitas yang tepat/dalam jumlah & mutu yang tepat
·         Diminimumkannya variabelitas (masalah)
Ø  kesalahan pemasok-          kesalahan design
Ø  kesalahan operator -          kesalahan menerjemahkan keinginan konsumen
·         Persediaan tetap ada, itupun sisa, dan diletakkan di gudang penyimpanan.
Metode ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • ü  Pemindahan material dengan Pull Method (sesuai permintaan bagian berikutnya, bukan atas dasar peramalan). Seperti yang telah dijelaskand dari awal. Perusahaan ini tidak mengandalkan peramalan secara kuantitatif, melainkan hanya berdasarkan kualitatif. Mengapa begitu? Karena jumlah unit pesanan ditentukan oleh CV. Kemudian CV. Memperlihatkan perencanaan rancangannya, kepada konsumen untuk disetujui, berikut juga anggarannya/total harga produk.
  • ü  Kualitas produk per bagian harus bagus. Karena setiap konsumen tentunya memiliki tema dan keinginan yang berbeda dalam menentukan interiornya. Begitu pula dengan bahan bakunya. Konsumen dapat memilih bahan baku yang diinginkan, kemudian barulah perusahaan membeli bahan baku tersebut.
  • ü  Komponen dan metode kerja harus standar
  • ü  Hubungan dengan pemasok harus baik
  • ü  SDM harus fleksibel
  • ü  Penggunaan otomasi produksi
  • ü  Perawatan dilakukan secara preventif



F. Kesimpulan:
Proses produksi sangat penting bagi perusahaan ini sebab perusahaan ini juga merupakan perusahaan manufaktur yang sebagian besar kegiatannya adalah memproduksi produk. Tanpa adanya proses produksi yang baik dan efektif, maka perusahaan tidak dapat berjalan, dan hal tersebut akan merugikan pihak konsumen dan produsen.Ide usaha ini muncul dari Pak Warik saat beliau sedang menuangkan fikirannya pada secarik kertas berupa gambar sebuah rumah. Inovasi produk tentu saja selalu dilakukan, karena keinginan setiap produsen mengenai design produk berbeda-beda. Kegagalan pada inovasi tentu saja pernah terjadi, namun itu jarang sekali terjadi. Posisi produk utama sangatlah baik, karena konsumen masih tetap setia untuk melakukan pemesanan pada CV. ini.
Perusahaan menentukan lokasi yang dekat dengan pasar, dan dengan insting yang dimilikinya. Kegagalan dalam menentukan lokasi pernah dialami saat usaha baru dibuka. Kesulitan mencari lokasi juga sempat dirasakan. Namun Pak Warik mendapatkan saran dari kerabat dan itu dirasa cukup bagus. Lokasi saat ini dianggap cukup strategis dan perusahaan merasa cukup puas.
Kondisi layout perusahaan cukup memadai, untuk menjalankan fungsi-fungsinya. Pemilihan layout seperti itu bertujuan untuk membuat proses produksi menjadi efisien dan efektif. Perusahan memilih jenis layout proses, dan gedung berlantai tunggal. Perusahaan tidak mengetahui mengenai metode-matode dalam penentuan layout, jadi perusahaan tidak menggunakannya. Perusahaan merasa cukup puas dengan layout saat ini. Dengan tata letak yang digunakan perusahaan saat ini sepertinya cukup efisien, mengingat tata letak yang digunakan sudah dirancang sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Menurut perusahaan peramalan produksi tidak terlalu penting untuk dilakukan. Namun perusahaan pernah melakukan peramalan produksi. Tapi hal tersebut hanya sebagai antisipasi saja jika seandainya ada pesanan yang terlalu tinggi secara tiba-tiba. Namun itu jarang sekali terjadi, karena itu semua masih bisa di tangani. Biasanya saat pemesanan ada jangka waktu yang diberikan untuk proses produksi, jadi perusahaan bisa tenang. Perusahaan menggunakan pendekatan pendekatan kualitatif lebih sering dilakukan, karena dianggap paling efisien, yaitu dengan cara; Juri opini eksekutif, dan survey pasar.
Proses produksi berlangsung dengan semestinya. Tipe proses produksi yang terjadi di perusahaan jika atas dasar karakter aliran prosesnya, proses produksinya menggunakan aliran intermiten. Sedangkan menurut tipe ordernya, menggunakan proses produksi untuk pemesanan. Perusahaan tidak mengenal, apa lagi menerapkan konsep BEP maupun kurva belajar. Hal tersebut dikarenakan pesanan tidak tentu, dan tergantung pada luas bangunannya.
Pengendalian persediaan pada perusahaan ini dianggap cukup penting. Namun sampai saat ini perusahaan masih menggunakan system ‘gali lubang-tutup lubang’. Persediaan berasal dari material supplier dengan melakukan hutang/pinjaman. Konsep yang dipakai ialah Konsep Pengendalian Persediaan-Just In Time (JIT).