Sabtu, 24 April 2010

Teori Pola A & Pola B (Chris Argyris)


  • Teori pola A
    Beranggapan bahwa setiap orang atau individu tidak punya perasaan, tidak terbuka, suka menolak eksperimen dan tidak mau menolong orang lain
  • Teori pola B
    Beranggapan bahwa setiap orang memiliki perasaan, ada tenggang rasa, bersifat terbuka, mau melakukan eksperimen dan mau menolong orang lain.
 
  • Argyris menyatakan walaupun pola A sama dengan teori X, dan pola B sama dengan teori Y. Namun tidak selalu demikian. Dalam keadaan tertentu pola A bisa berhubungan dengan teori Y, pola B bisa berhubungan dengan teori X, dengan cara demikian dapat timbul manajer-2 yang memiliki kombinasi XA, XB atau YA dan YB.
 
     Tenaga kerja harus dipelihara sebaik-baiknya, harus saling menguntungkan
kedua belah pihak, Baik perusahaan maupun tenaga kerja itu sendiri.

     diunggah dari : jnursyamsi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10936/P2.

     Teori ini merupakan pengembangan dari teori X dan Y, beliau juga menambahkan ada perbedaan antara sikap dgn perilaku pada diri seseorang. Ada 7 perubahan yang terjadi dalam kepribadian seseorang saat ia berkembang ke kedewasaan, yaitu diantaranya sebagai berikut:
  1. Seseorang itu akan bergerak dari suatu keadaan pasif sebagai anak-anak ke suatu keadaan yang bertambah aktifitasnya sebagai orang dewasa,
  2. Seseorang akan berkembang dari suatu keadaan yang tergantung kepada orang lain kesuatu keadaan yang relatif merdeka sebagai orang dewasa,
  3. Seseorang hanya bertindak sedikit dalam cara sebagai anak-anak, tetapi sebagai orang dewasa ia akan mampu bertindak dengan berbagai cara,
  4. Seseorang itu mempunyai minat yang tidak menentu, kebetulan, dan tidak begitu mendalam dan kuat minatnya sebagai orang dewasa,
  5. Perspektif waktu bagi anak-anak adalah singkat hanya melibatkan waktu kini, tetapi sebagai orang dewasa maka perspektif waktunya akan bertambah menjangkau masa lalu dan masa yang akan datang,
  6. Seorang sebagai anak-anak, ia berada dibawah pengendalian setiap orang (subordinary to everyone),
  7. Sebagai anak-anak, seseorang kurang kesadaran akan dirinya, tetapi sebagai orang yang sudah matang ia tak hanya sadar, tetapi mampu untuk mengendalikan dirinya.

Teori Organisasi Klasik

    B.1. Fayol (1841 - 1925) :
           Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :
           1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.
           2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
           3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
           4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
           5. Accountancy ; kegiatan akuntansi
           6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :
                                - Planning ; kegiatan perencanaan<>
                                - Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan
                                - Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian
                                - Commanding ; kegiatan pengarahann
                                - Controlling ;  kegiatan penngawasaan
           Selain hal tersebut diatas, asas-asa umum manajemen menurut Fayol adalah :
           - Pembagian kerja
           - Asas wewenang dan tanggungjawab<>
           - Disiplin
           - Kesatuan perintah
           - Kesatuan arah
           - Asas kepentingan umum
>
           - Pemberian janji yang wajar
           - Pemusatan wewenang
           - Rantai berkala
           - Asas keteraturan
           - Asas keadilan
           - Kestabilan masa jabatan
           - Inisiatif
           - Asas kesatuan
    B.2.  James D. Mooney :
           Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :
           a. Koordinasi
           b. Prinsip skala
           c. Prinsip fungsional
           d. Prinsip staf

C. Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)
    Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan
    mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk
    menunjang tingkat produktifitas kerja.
    Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem
    sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya
    bisa lebih tinggi.

D. Teori Behavioral Science :
    D.1. Abraham maslow
          Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan
          dinamika proses motivasi.
    D.2. Douglas Mc Gregor
           Dengan teori X dan teori Y.
    D.3. Frederich Herzberg
           Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
     D.4. Robert Blake dan Jane Mouton
           Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
    D.5. Rensis Likert
           Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem
           manajemen.
     D.6. Fred Fiedler
           Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
    D.7. Chris Argyris
           Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
     D.8. Edgar Schein
           Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
    Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang,
    perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.


diunggah dari : http://blog.unsri.ac.id/aryonugroho/teori-organisasi-klasik/sr/761/

Jumat, 23 April 2010

Blake Mouton Managerial Grid

  • Country Club Leadership => karyawan banyak/tinggi, produksi rendah
 Gaya kepemimpinan yang paling khawatir tentang kebutuhan dan perasaan anggota/timnya. Tipe ini beroperasi berdasarkan asumsi bahwa selama anggota tim bahagia dan aman kemudian mereka akan bekerja keras. Namun hasilnya adalah lingkungan kerja yang sangat santai dan menyenangkan tetapi produksinya lemah karena kurangnya kendali dan arah.

  • Produce or Perish Leadership (memproduksi dan mati kepemimpinan) => produksi tinggi/karyawan rendah
Disebut juga sebagai pemimpin otoriter atau kepatuhan, orang-orang dalam kategori ini percaya bahwa karyawan hanya sebuah sarana untuk mencapai tujuan. Kebutuhan karyawan selalu dinomorduakan (sekunder) dengan kebutuhan untuk tempat kerja efesien dan produktif. Jenis kepemimpinan ini sangat otokratis, mempunyai peraturan kerja yang ketat, kebijakan & prosedur, dan pandangan hukuman sebagai cara yang paling efektif untuk memotivasi karyawan.


  • Impoverished Leadership (miskin kepemimpinan) => rendah produksi/ rendah karyawan
Pemimpin ini sebagian besar efektif. Dia tidak memiliki kaitan yang tinggi untuk menciptakan sistem untuk mendapatkan pekerjaan, atau untuk menciptakan lingkungan kerja yang memuaskan dan memotivasi. Hasilnya adalah tempat disorganisasi, ketidakpuasan, dan ketidakharmonisan.


  • Middle Of The Road (jalan tengah) => produksi sedang/ karyawan sedang
Gaya ini merupakan titik keseimbangan antara produksi dengan karyawan. Mungkin pada awalnya tampak kompromi yang ideal. Disinilah letak masalahnya, meskipun ketika anda berkompromi anda perlu memberikan sedikit perhatian dari masing-masing sehingga baik produksi maupun kebutuhan masyarakat terpenuhi. Pemimpin yang menggunakan gaya ini puas akan kinerja rata-rata dan seringkali percaya bahwa ini adalah yang paling setiap orang bisa harapkan.


  • Team Leadership (tim kepemimpinan) => karyawan tinggi/ produksi tinggi
Ini adalah puncak dari gaya manajerial. Para pemimpin ini memenuhi kepentingan kebutuhan produksi dan kebutuhan karyawan yang sama tinggi. Dasar pemikiran disini adalah bahwa karyawan yang terlibat dalam memahami tujuan organisasi dan menentukan kebutuhan produksi. Ketika karyawan berkomitmen, dan memiliki andil dalam keberhasilan organisasi, kebutuhan mereka, dan kebutuhan produksi terpenuhi secara bersamaan. Ini menciptakan sebuah lingkungan tim didasarkan pada kepercayaan dan rasa hormat yang mengarah pada kepuasan dan motivasi tinggi, dan akan menghasilkan produksi yang tinggi.


sumber :  http://www.mindtools.com/pages/article/newLDR_73.htm

Kasus Taman Shud - Misteri paling membingungkan dalam sejarah Australia

Indeed, indeed, Repentance oft before. I swore--but was I sober when I swore?
And then and then came Spring, and Rose-in-hand. My thread-bare Penitence a-pieces tore.
The Rubaiyat - Ommar Khayam


01 Desember 1948, Pantai Somerton, Adelaide, Australia.
Pada pukul 6.30 pagi, seorang pria bernama J Lyons menemukan sesosok mayat pria tidak dikenal. Saat itu, Ia tidak menyadari bahwa penemuan ini akan menjadi salah satu kasus paling misterius di Australia.

Misteri ini sering disebut sebagai kasus Taman Shud (Kadang ditulis "Tamam Shud") atau Misteri pria dari Somerton. Dan kasus ini dianggap sebagai salah satu kasus tidak terpecahkan paling aneh didalam sejarah Australia.

Mayat di Somerton
Pada tanggal 30 November 1948, satu hari sebelum penemuan mayat itu, sepasang muda-mudi bernama O'Neill dan Strapps sedang berjalan-jalan di pantai itu. Mereka kemudian melihat mayat itu tergeletak di dekat dinding penahan ombak. Awalnya mereka mengira pria tersebut sedang tertidur atau tidak sadarkan diri karena mabuk.

"Sepertinya aku harus melihatnya, jangan-jangan terjadi apa-apa." Kata O'Neill. Strapps kemudian menimpali,"Jangan terlalu ingin tahu. Siapa tahu ia sudah mati." Katanya sambil bercanda.

Jadi mereka berdua membiarkannya. O'Neill dan Strapps kemudian meneruskan berjalan-jalan di pantai itu selama setengah jam. Dalam rentang waktu tu, mereka melihat pria itu tidak bergerak sama sekali. Lalu, mereka pulang ke rumah.

Esok paginya sekitar pukul 6.30, seorang pria bernama Lyons baru saja selesai berenang bersama teman-temannya. Lalu, matanya tertuju kepada pria yang tergeletak itu.

Ia menjadi curiga dan kemudian mendekatinya. Ia memeriksanya dan menyadari bahwa pria tersebut telah meninggal. Lyons segera menghubungi kantor polisi Brighton dan segera kembali ke tempat penemuan mayat.

Petugas polisi bernama Moss bersama rekannya, Strangway, lalu datang ke lokasi dan menjumpai Lyons disitu. Moss yang memeriksa mayat tersebut tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di mayat tersebut. Pakaiannya masih lengkap dan tidak ada tanda-tanda bekas perampokan. Puntung rokok yang baru terbakar sebagian tergeletak di samping kerah kanan jasnya.

Pria itu diperkirakan berusia sekitar 45 tahun dengan kondisi fisik yang sehat. Penampilannya terlihat seperti orang Eropa dan ia mengenakan pakaian yang mahal.

Mayat itu lalu dibawa dengan ambulan polisi ke Rumah Sakit Royal Adelaide. Para dokter yang memeriksa menemukan bahwa pria ini meninggal pada pukul 2 pagi. Mayatnya kemudian dipindahkan ke kamar mayat dan polisi mulai menyelidiki kasus ini.

Karena tidak ada orang yang mengklaim mayat itu, dua hari kemudian, otopsi dilakukan. Dan disinilah sebuah misteri mulai muncul ke permukaan. Petugas otopsi tidak bisa menemukan penyebab kematiannya.

Siapakah dia sebenarnya ?

Mereka memang menemukan tanda-tanda keracunan pada tubuhnya yang terlihat dari banyaknya darah yang berkumpul di perut dan adanya ciri-ciri gagal jantung. Namun anehnya, tidak ditemukan sisa-sisa racun sama sekali di tubuhnya.

Di dalam tubuhnya juga tidak ditemukan bekas luka atau tanda lahir apapun.

Dalam sakunya, ditemukan beberapa benda seperti tiket kereta api menuju pantai Henley yang belum terpakai, sebuah tiket bus menuju Glenelg yang sudah terpakai, dua kotak rokok dengan merek yang berbeda, permen karet dan korek api. Tidak ditemukan adanya uang.

Anehnya, semua merk bajunya telah dihilangkan, sepertinya dilakukan dengan sengaja. Ia juga tidak mengenakan topi yang biasa dipakai oleh pria berjas pada masa itu.

Tangannya halus dengan kuku yang rapi, seakan-akan pria tersebut tidak pernah melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar. Pria ini juga memiliki tubuh yang tinggi dan berbentuk. Bahunya lebar dengan pinggang yang ramping. Telapak kakinya memiliki ciri seperti seorang penari.

Polisi lalu segera melakukan penyelidikan serius atas kasus ini.

Mereka mencetak foto dan sidik jari pria ini dan disebarkan ke seluruh Australia, Selandia Baru dan negara-negara berbahasa Inggris lainnya. Namun, tidak ada satupun informasi memadai atau catatan mengenai pria ini muncul ke permukaan.

Lalu polisi mengawetkan mayat ini pada tanggal 10 Desember 1948 karena tidak biasanya kasus ini.

Sebuah koper misterius di dalam loker

Pada Januari 1949, penyelidikan polisi mulai mendapat titik terang. Petunjuk yang diolah menuntun mereka menemukan adanya sebuah koper yang tersimpan di stasiun kereta Adelaide. Dari identifikasinya, diketahui bahwa koper itu masuk ke loker pada tanggal 30 November. Di dalam koper tersebut ditemukan sepatu, pakaian, piyama, dasi, alat cukur, obeng, sebuah pisau dengan sepasang gunting.

Kondisi koper itu masih baru dan semua merk koper dan tanda-tanda lainnya juga telah dibuang, persis seperti kondisi pakaian mayat. Namun polisi menemukan nama "T Keane" pada sebuah dasi di dalamnya. Lalu nama ini juga ditemukan tertera di kantong laundry yang juga ada di dalam koper tersebut. Polisi percaya bahwa siapapun yang membuang semua merk baju itu telah membiarkan nama itu disitu karena mengetahui bahwa Keane bukan nama pria yang telah menjadi mayat itu.

Kasus ini menjadi semakin misterius karena bahkan media juga tidak bisa menemukan petunjuk yang bisa mengarah ke identitas pria ini.

Siapa dia ? dan apa yang menyebabkan kematiannya ?

Taman Shud yang misterius

Pada bulan April, lima bulan sejak penemuan mayat, sebuah petunjuk lain muncul ke permukaan. Namun petunjuk kecil ini malah membuat kasus ini menjadi semakin misterius. Prof John Burton Cleland yang meneliti pakaian pria tersebut menemukan sebuah potongan kertas dalam kantung kecil yang tersembunyi di celananya.

Kertas itu bertuliskan dua kata, "Taman Shud".


Dua kata ini terdengar asing bagi para petugas kepolisian. Jadi mereka memanggil petugas perpustakaan untuk menerjemahkannya. Petugas itu mengenali kata itu sebagai bagian dari buku puisi "The Rubaiyat" yang ditulis 900 tahun lalu oleh seorang penyair dari Persia bernama Omar Khayyam.

Dua kata ini kemudian menjadi identik dengan nama kasus ini.

Tema puisi Rubaiyat adalah seseorang harus hidup dengan bahagia dan tidak menyesalinya ketika berakhir. Kata "Taman Shud" dapat ditemukan pada akhir buku puisi tersebut yang berarti "Selesai".

Polisi lalu mengarahkan petugasnya untuk mencari buku Rubaiyat dengan halaman akhir yang hilang. Kemudian, apa yang dicari muncul juga. Liputan media yang luas membawa satu petunjuk baru. Seorang dokter yang tinggal di Glenelg datang ke polisi dan menyerahkan buku The Rubaiyat karangan Omar Khayyam. Halaman terakhir buku itu hilang. Polisi segera melakukan pengujian mikroskopis dan menemukan bahwa potongan kertas yang ditemukan di saku pria tersebut memang berasal dari buku tersebut.

Namun, petunjuk berharga ini tidak memberikan jawaban apapun karena dokter tersebut menemukan buku itu tergeletak di kursi depan mobilnya yang sedang diparkir di halaman rumahnya pada tanggal 30 November. Kasus ini menjadi gelap kembali. Namun paling tidak polisi memegang buku yang mungkin bisa menjadi petunjuk.

Empat baris kode yang aneh
Ketika buku ini diteliti, polisi menemukan adanya empat baris tanda yang dibuat dengan pensil di belakang buku tersebut. Namun, penemuan ini kembali membingungkan polisi karena empat baris kata ini hanya berupa deretan kata yang tidak berarti.


Barisan kode ini tidak terpecahkan hinggi kini. Bahkan ketika diserahkan kepada kementrian pertahanan Australia pada tahun 1978, departemen ini juga menyimpulkan bahwa kode-kode ini tidak memiliki arti dan mungkin hanya barisan huruf yang acak. Para ahli matematika dan pemecah kode handal juga tidak dapat menemukan arti dari huruf-huruf ini.

Wanita yang misterius dan Alfred Boxall
Selain kode-kode ini, di halaman belakang buku ini ditemukan adanya sebuah nomor telepon. Ketika dilacak, nomor ini mengarah kepada seorang mantan perawat yang tinggal di Glenelg, dekat dengan lokasi penemuan mayat. Wanita ini mengatakan bahwa ketika ia bekerja di rumah sakit Royal North Shore di Sidney, ia memang memiliki buku The Rubaiyat, namun pada tahun 1944, di sebuah hotel bernama Clifton Gardens, ia memberikannya kepada seorang letnan bernama Alfred Boxall yang bekerja di militer Australia. Ketika ditunjukkan foto mayat pria itu, wanita ini tidak bisa memastikan identitasnya sebagai Boxall.

Polisi semakin yakin bahwa mayat itu adalah Alfred Boxall sendiri sampai suatu hari, Boxall muncul dengan buku The Rubaiyat, lengkap dengan halaman yang berisi kata "Taman Shud".

Di halaman depan buku itu, wanita yang memberikan buku itu kepada Boxall menulis ayat 70 dari Rubaiyat :

Indeed, indeed, Repentance oft before
I swore--but was I sober when I swore?
And then and then came Spring, and Rose-in-hand
My thread-bare Penitence a-pieces tore.

Ketika ditanya media soal mengapa wanita itu menulis ayat itu, Boxall menolak untuk menjawab.

Wanita ini, yang kemudian dipercaya banyak pihak memiliki keterkaitan dengan kasus ini kemudian meminta polisi untuk merahasiakan namanya karena tidak ingin privacynya terganggu. Ia juga menolak dikait-kaitkan dengan kasus ini. Anehnya, polisi setuju. Wanita ini meninggal tahun 2007 dan nama aslinya yang dianggap bisa jadi merupakan kunci untuk memecahkan kode rahasia itu tetap tidak diketahui oleh publik.

Banyak pertanyaan yang masih menggantung.

Siapakah pria misterius ini ?
Bagaimana ia meninggal ?
Apakah ia dibunuh ?
Lalu mengapa ia seakan-akan ingin identitasnya tidak diketahui ?

Banyak orang yang percaya Boxall adalah intelijen Australia dan Pria Somerton mungkin adalah mata-mata Rusia yang mati dibunuh. Pada saat itu adalah era perang dingin dan Blokade Berlin.

Lagipula, pada April 1947, Intelijen Amerika Serikat menemukan adanya dokumen rahasia yang bocor ke pihak Sovyet dari Canberra. Skandal ini menyebabkan Amerika melarang semua transfer informasi rahasia ke Australia.

Apakah ia adalah seorang mata-mata ?

Here Lies The Unknown Man
Pada 14 Juni 1949, Pria misterius dari Somerton dikuburkan. Beberapa tahun setelah kematiannya, bunga-bunga terlihat di kuburannya. Para saksi mengaku melihat seorang wanita menaruh kembang itu di kuburannya. Namun ketika polisi menanyai wanita itu, ia menyangkal mengenal pria itu.

With them the seed of Wisdom did I sow,
And with mine own hand wrought to make it grow;
And this was all the Harvest that I reap'd--
"I came like Water, and like Wind I go."

from(http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/01/kasus-taman-shud-misteri-paling.html)

Dua korban Titanic ditemukan selamat karena Lorong waktu - Klarifikasi

Sejak tahun 2008, beredar kisah ditemukannya dua korban selamat Titanic termasuk sang kapten setelah 79 tahun berlalu. Kedua korban tersebut disebut tidak bertambah tua sedikitpun dan kisah ini dianggap sebagai pembuktian bahwa Lorong Waktu benar-benar ada. Benarkah kisah ini pernah terjadi ?


Sebenarnya, saya sudah menerima pertanyaan mengenai kisah ini sejak beberapa bulan yang lalu dari seorang teman. Namun dua hari yang lalu, ketika salah seorang dari kalian menanyakannya kembali, saya baru teringat dan memutuskan untuk menulis mengenai kisah misterius ini.

Saya rasa banyak dari kalian sudah pernah mendengarnya karena ketika saya mencari referensi mengenai kisah ini, saya menemukan kisah yang sama persis dengan kalimat yang sama persis di entah berapa banyak Blog, website, link facebook dan hampir semua forum.

Untuk menyegarkan ingatan kalian, saya akan menampilkan kembali kisahnya, Kali ini saya akan mengkopi pastenya dari sumber yang bersangkutan. Tapi, saya akan mencantumkan sumber beserta linkback ke web yang bersangkutan :

DUA orang korban musibah Kapal Titanic pada tahun 1912, tiba-tiba muncul dalam keadaan masih hidup. Secara fisik mereka tidak berubah persis seperti semula. Teori lorong waktu telah menjawabnya. Misteri peristiwa yang terjadi beberapa tahun yang lalu, dan yang membuat gempar adalah nasib mujur kemunculan kembali korban Kapal Laut Titanic yang masih hidup.
Di antara kedua korban yang beruntung ini, yang satu adalah seorang penumpang wanita yang ditemukan pada tahun 1990, dan lainnya lagi adalah seorang kapten kapal Titanic yang ditemukan pada tahun 1991. Kapten kapal Smith ditemukan pada tanggal 9 Agustus 1991, setahun setelah ditemukannya seorang korban yang beruntung bernama Wenny Kathe, dia diselamatkan dari atas gunung es.

Selama berpuluh-puluh tahun hanyut terapung-apung di atas lautan, namun tidak membuatnya kelihatan tua dan lemah, Kapten Smith yang meskipun telah berusia 139 tahun, namun masih tampak seperti orang yang berusia 60 tahun lebih, dan bahkan dia masih menganggap bahwa saat itu adalah masa-masa sekitar tenggelamnya Kapal Titanic pada tanggal 15 April 1912. Melalui identifikasi sidik jari yang masih tersimpan dalam catatan pelayaran laut, maka bisa dipastikan identitas Kapten Smith.


Seorang lagi korban musibah Kapal Titanic, Wenny Kathe yang berusia 29 tahun diselamatkan di atas gumpalan es Samudera Atlantik Utara pada tanggal 24 September 1990. Namun yang membuat orang terkejut adalah sejak dia hilang pada tahun 1912 hingga sekarang, tidak terlihat tanda-tanda tua sedikitpun juga. Dia ditemukan dan diselamatkan di atas gumpalan es 363 km barat daya Islandia. Kantor pelayaran telah menemukan daftar nama penumpang Kapal Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya. Smith, kapten kapal Titanic dan penumpangnya Wenny Kathe adalah saksi hidup orang hilang yang muncul kembali melalui lintasan lorong waktu. (
rileks.com)

Ketika membaca kisah ini, sebagian dari kalian akan segera percaya bahwa kisah ini hanyalah hoax belaka. Begitu juga saya. Sekarang, yang perlu saya lakukan adalah membuktikannya. Dan penyelidikan sayapun dimulai.

Semuanya diawali dari sebuah pertanyaan. Jika memang ini adalah kisah nyata, mengapa saya tidak pernah mendengarnya dibahas di televisi atau koran ? Mengapa saya tidak pernah melihat kapten Smith atau Wenny Kathe muncul di TV dan berbicara mengenai pengalamannya ? Apakah mungkin saya yang kuper dan jarang menonton Televisi ?

Jadi saya membuka google dan mengetik kata Wenny Kathe, mencoba untuk menemukan kisah ini di discovery atau national geographic, atau paling tidak di salah satu media asing lainnya. Ketika saya mengetik nama itu, google menemukan 3.510 hasil pencarian. Oh My God, this must be real story !

Tapi, tunggu...ada yang janggal. Semua hasil pencarian yang muncul adalah kisah yang berbahasa Indonesia. Saya mengklik hasil pencarian tersebut hingga halaman terakhir google dan menemukan hanya 2 blog berbahasa Inggris dan 1 blog berbahasa Melayu (bisa Malaysia atau Brunei) yang membahas kisah ini. Saya tidak menemukan kisah ini dibahas di Discovery atau media Asing lainnya. There Is Something Wrong !

Setelah saya mengecek dua blog berbahasa Inggris tersebut, ternyata satu diantaranya dibuat oleh orang Indonesia. Jadi tinggal satu blog lagi yang bernama theuniquenews.blogspot.com yang memposting kisah ini pada bulan Februari 2007 . Dan saya percaya blog inilah yang PERTAMA KALI memuat kisah ini di internet. Blog yang berbahasa Melayu yang juga memuat kisah ini bernama kebenarannya.tripod.com. Tidak ada keterangan tanggal atau bulan ia memposting kisah ini.

Seperti yang sudah saya katakan, saya menemukan kisah ini dengan kalimat bahasa Indonesia yang sama persis di seluruh blog dan web yang bisa saya temukan di google, dan hampir semua blog yang mengkopi paste kisah ini tidak mencantumkan sumber. Jadi, pada awalnya saya mengalami kesulitan untuk menemukan sumber pertama dari kisah ini (di media Indonesia).

Tapi akhirnya saya menemukan dan saya percaya (walaupun bukti saya juga tidak kuat) bahwa web yang pertama kali mempopulerkan kisah ini di Indonesia adalah rileks.com yang mempostingnya pada tanggal 07 Juni 2008. Mungkin rileks.com menerjemahkannya dari uniquenews.blogspot.com atau blog kebenarannya.tripod.com.

Lalu sayapun meneruskan penyelidikan.

Pertama, saya membaca kisah ini dan berusaha memahaminya. Lalu, saya menemukan beberapa kejanggalan atau ketidakakuratan yang menurut saya cukup mengganggu.

Misalnya, kapten Smith harusnya berusia 141 tahun pada tahun 1991, bukan 139 tahun. Lalu disebutkan bahwa identitas kapten Smith diverifikasi dengan catatan sidik jari yang tersimpan di catatan pelayaran. Saya meragukan bahwa tahun 1912, catatan pelayaran sudah menggunakan sidik jari untuk mendata awaknya.

Kemudian di paragraf kedua, disebutkan bahwa Wenny Kathe diselamatkan dari gunung es, sedangkan di paragraf keempat disebutkan bahwa Wenny diselamatkan dari atas gumpalan es. Gunung dengan gumpalan es tentu saja berbeda.

Lalu, mungkin yang paling mengganggu adalah kontradiksi kalimat di dalam kisah itu.

Kisah di atas dikaitkan dengan fenomena lorong waktu karena disebut :

"Kapten Smith yang meskipun telah berusia 139 tahun, namun masih tampak seperti orang yang berusia 60 tahun lebih, dan bahkan dia masih menganggap bahwa saat itu adalah masa-masa sekitar tenggelamnya Kapal Titanic pada tanggal 15 April 1912 "

Tapi teori lorong waktu dipatahkan oleh kalimatnya sendiri yang berbunyi :

"Selama berpuluh-puluh tahun hanyut terapung-apung di atas lautan, namun tidak membuatnya kelihatan tua dan lemah."

Jika Kapten Smith terapung-apung di laut selama puluhan tahun, apakah itu ada hubungannya dengan lorong waktu ? Saya rasa tidak. Jika ia masuk ke dalam lorong waktu, maka ia hanya butuh waktu sekejap untuk sampai ke tahun 1991.

Ya, saya semakin yakin bahwa kisah ini adalah hoax. Tapi, seperti yang sering saya katakan. Sebuah kisah tidak bisa disebut hoax tanpa bukti yang kuat. Saya merasa belum menemukan bukti yang bisa meyakinkan kalian para pembaca bahwa kisah ini hanyalah imajinasi. Lagipula, saya tahu bahwa pembaca blog enigma adalah orang-orang yang kritis dan jeli (ini terbukti dari komentar-komentar kalian).

Ada yang mengatakan bahwa untuk mengetahui kebenaran sebuah peristiwa, kita harus berada langsung di tempat kejadian. Tapi, Saya rasa tidak demikian. Saya tidak perlu ada di Haiti untuk mengetahui bahwa terjadi gempa besar disana beberapa hari yang lalu. Untuk mengetahui kebenaran sebuah peristiwa, kita hanya perlu mencari bukti yang berdasarkan pada "common sense" bisa disebut sebagai bukti yang kuat. Dan saya rasa, internet dapat menjadi salah satu sarananya.

Ok, sekarang saya akan melanjutkan penyelidikan untuk mencari bukti yang lebih meyakinkan.
Seperti yang saya katakan, ada sesuatu yang salah. Nama Wenny Kathe tidak bisa ditemukan dimanapun di web berbahasa Inggris selain dua blog yang telah saya singgung tadi. Jadi saya memutuskan untuk berfokus pada nama ini. Lagipula, ia tokoh utama kita kan ?

Tapi bagaimana caranya ? Bukankah nama ini tidak ditemukan di sumber-sumber media asing ?

Karena itu, saya memutuskan untuk langsung mencari nama ini di tempat yang seharusnya, yaitu di daftar penumpang kapal Titanic yang tenggelam itu. Ya, di internet, daftar nama seperti sangat gampang ditemukan. Jadi, saya masuk ke encyclopedia-titanica.org dan...... Eureka !

Maksud saya dengan Eureka adalah saya MENEMUKAN bahwa nama Wenny Kathe TIDAK ada di dalam daftar penumpang Titanic. Wenny Kathe ternyata tokoh fiktif.

Karena itu potongan kalimat di atas mengenai Wenny Kathe yang berbunyi : "Kantor pelayaran telah menemukan daftar nama penumpang Kapal Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya." adalah pernyataan palsu ! Ini adalah sebuah fakta !

Soal kapten Smith, kita semua tahu bahwa dia bukan tokof fiktif. Kapten Edward John Smith memang kapten kapal Titanic.

Sekarang, saya sudah mendapatkan satu fakta. Karena nama Wenny Kathe adalah tokoh fiktif, saya tidak bisa lagi menggunakan kata kunci itu di google. Lalu, saya bereksperimen dengan beberapa kata kunci dan akhirnya saya menemukan sebuah petunjuk yang mungkin bisa menjadi bukti yang konklusif dan kuat untuk meyakinkan kalian bahwa kisah ini adalah sebuah hoax.

Petunjuk yang saya maksud adalah sumber pertama kali kisah ini muncul di dalam bahasa Inggris.

Ya, Ternyata saya salah.

Saya salah karena ternyata bukan theuniquenews.blogspot.com yang pertama kali memuat kisah ini. Sumber pertamanya adalah majalah Weekly World News Edisi Juni 1992 !

Saya menemukan majalah ini di dalam arsip google books. Ini sampul majalah itu edisi Juni 1992.


Saya tahu, kalian tidak suka dengan sampulnya yang kesannya seperti majalah "freak", majalah ini memang majalah semi fiksi yang sering memuat berita-berita imajinatif. Contohnya dalam salah satu edisi, majalah ini pernah memuat foto seekor monster laut yang sedang menyerang sebuah perahu. Dalam artikel ini, kejadian dan foto itu disebut sebagai kisah nyata.


Ini contoh artikel di dalam edisi Juni 1992.


Amazing right ?

Lalu ini halaman yang memuat kisah Titanic kita.


Dengan integritas majalah yang seperti ini, Bisakah kita menyebutkan bahwa kisah ini adalah hoax ?

Tentu saja belum ! Majalah ini juga pernah memuat berita nyata. Tapi saya menemukan sebuah petunjuk lainnya. Petunjuk yang saya maksud adalah foto wanita di bawah kiri itu. Baca nama yang ada di bawahnya.


Perempuan yang selamat dari Titanic yang disebut di majalah itu ternyata bernama Winnie Coutts, bukan Wenny Kathe. Pantas, saya tidak bisa menemukan nama Wenny Kathe di dalam media bahasa Inggris. Jadi, fakta selanjutnya yang kita ketahui adalah bahwa media Indonesia mengikuti kesalahan theuniquenews.blogspot.com.

I am getting excited.

Sekarang, mata saya tertuju pada nama Winnie Coutts. saya kembali membuka google dan mengetik nama Winnie Coutts dan Eureka !

Yang saya maksud dengan Eureka adalah saya MENEMUKAN bahwa Winnie Coutts ternyata salah satu penumpang Titanic !

Sayapun kembali ke encyclopedia-titanica.org untuk melihat daftar penumpang Titanic dan saya menemukan nama Winnie Coutts memang ada di daftar penumpang kelas III. Kalian bahkan bisa melihat harga tiket yang ia bayar di gambar ini.



Jika Winnie Coutts memang benar penumpang Titanic, jangan-jangan....Weekly World News tidak berbohong ? Pikiran ini memenuhi kepala saya selama beberapa saat.

Namun sekonyong-konyong, saya mendapatkan sebuah firasat. Jika dugaan saya benar, maka petunjuk ini dapat menjadi bukti konklusif yang saya cari. Dengan segera saya kembali ke encyclopedia-titanica.org.

Dugaan saya ternyata benar ! saya MENEMUKAN bahwa Winnie Coutts ternyata SELAMAT dari bencana Titanic. Setelah tragedi itu, ia dan keluarganya pindah ke New Jersey hingga Ia meninggal pada tanggal 29 February 1960 dalam usia 84 tahun.

Weekly World News ternyata telah mencatut nama Winnie Coutts untuk menciptakan kisah fiktif !

Jika Weekly World News menggunakan nama penumpang Titanic yang hilang, maka mungkin masih ada unsur yang bisa diperdebatkan. Tapi dengan menggunakan nama penumpang yang selamat, seakan-akan majalah ini ingin memberitahukan kepada kita bawa kisah ini hanyalah sebuah hoax.


Penutup

Saya menghempaskan tubuh ke tempat tidur. Sepertinya saya telah menemukan bukti yang cukup kuat untuk meyakinkan kalian, para pembaca yang budiman, bahwa kisah mengenai penumpang Titanic dan Lorong Waktu sebenarnya hanyalah sebuah Imajinasi. Lelah. Tapi, rasa ingin tahu mengenai beberapa detail masih menggantung di benak saya. Saya berjalan menuju meja dan membuka laptop saya kembali dan...Ah, sudah capek. lagipula, saya rasa bukti-bukti yang saya ajukan sudah cukup meyakinkan. Jadi saya menutup laptop lalu membaringkan diri di tempat tidur dan memejamkan mata. Lega rasanya.

from (http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/01/dua-korban-titanic-ditemukan-selamat.html)

Fenomena Deja Vu yang misteriusFenomena Deja Vu yang misterius

Pernahkan anda mengunjungi sebuah rumah untuk pertama kalinya dan tiba-tiba anda merasa familiar dengan rumah tersebut ? Atau pernahkah anda berada dalam suatu peristiwa ketika tiba-tiba anda merasa bahwa anda sudah mengalaminya walaupun anda tidak dapat mengingat kapan terjadinya ? itulah deja vu, salah satu fenomena misterius dalam kehidupan manusia.


"Om, saya merasakan bahwa saya pernah melakukan hal yang sama, gerakan yang sama dan lain- lain"

Suatu hari, kalimat di atas masuk ke kotak komentar di blog ini. Walaupun kalimat itu terdengar menakutkan dan misterius, tapi untuk kasus ini sepertinya saya punya jawabannya. Inilah yang disebut deja vu.

Banyak dari kita yang sudah pernah mendengar kata ini, tapi mungkin hanya sedikit yang mengetahui artinya.

Definisi Deja Vu
Deja vu berasal dari kata Perancis yang berarti "telah melihat". Kata ini mempunyai beberapa turunan dan variasi seperti deja vecu (telah mengalami), deja senti (telah memikirkan) dan deja visite (telah mengunjungi). Nama Deja Vu ini pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan Perancis bernama Emile Boirac yang mempelajari fenomena ini tahun pada 1876.

Selain deja vu, ada lagi kata Perancis yang merupakan lawan dari deja vu, yaitu Jamais Vu, yang artinya "tidak pernah melihat". Fenomena ini muncul ketika seseorang untuk sementara waktu tidak dapat mengingat atau mengenali peristiwa atau orang yang sudah pernah dikenal sebelumnya. Saya rasa sebagian dari kalian juga sering mengalaminya.


Sebelum kita melihat mengenai deja vu, pertama, kita perlu mengetahui apa yang disebut dengan "Recognition Memory", atau memori pengenal.

Recognition Memory
Recognition Memory adalah sebuah jenis memori yang menyebabkan kita menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya.

Otak kita berfluktuasi antara dua jenis Recognition Memory, yaitu Recollection dan Familiarity. Kita menyebut sebuah ingatan sebagai Recollection (pengumpulan kembali) jika kita bisa menyebutkan dengan tepat seketika itu juga kapan situasi yang kita alami pernah muncul sebelumnya. Contoh, jika kita bertemu dengan seseorang di toko, maka dengan segera kita menyadari bahwa kita sudah pernah melihatnya sebelumnya di bus.

Sedangkan ingatan yang disebut Familiarity muncul ketika kita tidak bisa menyebut dengan pasti kapan kita melihat pria tersebut. Deja Vu adalah contoh Familiarity.

Selama terjadi Deja Vu, kita mengenali situasi yang sedang kita hadapi, namun kita tidak tahu dimana dan kapan kita pernah menghadapinya sebelumnya.

Percaya atau tidak, 60 sampai 70 persen manusia di bumi ini paling tidak pernah mengalami deja vu minimal sekali, apakah itu berupa pandangan, suara, rasa atau bau. Jadi, jika anda sering mengalami deja vu, jelas anda tidak sendirian di dunia ini.

Teori-Teori Deja Vu
Walaupun Emile Boirac sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 1876, namun ia tidak pernah secara tuntas menyelesaikan penelitiannya. Karena itu, banyak peneliti telah mencoba untuk memahami fenomena ini sehingga akhirnya kita mendapatkan Paling tidak 40 teori yang berbeda mengenai deja vu, mulai dari peristiwa paranormal hingga gangguan syaraf.

Pada tulisan ini, tidak mungkin saya membahas 40 teori tersebut satu persatu. Jadi saya akan memilih beberapa teori yang saya anggap perlu diketahui. Pertama, saya akan mulai dari teori psikolog legendaris, Sigmund Freud. Tapi sebelum itu, saya ingin menunjukkan kepada kalian sebuah gambar yang sangat terkenal. Ini dia :


Foto di atas adalah foto ilustrasi "Puncak gunung es" yang terkenal. Para ahli "otak" sering menggunakan ilustrasi di atas untuk menunjukkan seperti apa pikiran kita yang sebenarnya. Permukaan air adalah batas kesadaran kita. Pikiran Sadar kita adalah bongkahan yang muncul di atas permukaan laut. Sedangkan pikiran bawah sadar adalah bongkahan raksasa yang ada di dalam laut.

Menurut mereka, sesungguhnya sebagian besar informasi yang kita terima tersimpan di pikiran bawah sadar kita dan belum muncul ke permukaan. Hanya sebagian kecil dari informasi yang kita terima benar-benar kita ingat atau sadari. Prinsip ini adalah kunci penting untuk memahami Deja Vu.

Gangguan akses memori
Sigmund Freud yang sering dijuluki sebagai bapak psikoanalisa pernah meneliti mengenai fenomena ini dan ia percaya bahwa seseorang akan mengalami Deja Vu ketika ia secara spontan teringat dengan sebuah ingatan bawah sadar. Karena ingatan itu berada pada area bawah sadar, isi ingatan tersebut tidak muncul karena dihalangi oleh pikiran sadar, namun perasaan familiar tersebut bocor keluar.

Teori Freud ini terbukti menjadi landasan bagi teori-teori yang muncul berikutnya.

Namun sebelum saya membahas teori-teori yang lain, saya ingin mengajak kalian untuk mengenal satu kata ini terlebih dahulu, yaitu "Subliminal". Subliminal berasal dari kata latin, yaitu "sub" dan "Limin atau Limen". "Sub" berarti bawah, sedangkan "Limin" berarti ambang batas. Dalam artian psikologi, subliminal berarti beroperasi dibawah sadar.

Lagi-lagi berhubungan dengan bawah sadar. Maksud saya memperkenalkan kata ini adalah untuk memahami teori di bawah ini.

Perhatian yang terpecah - teori ponsel
Seorang peneliti bernama Dr. Alan Brown pernah mengadakan eksperimen yang diharapkan bisa menciptakan ulang proses deja vu. Dalam percobaannya, ia dan rekannya Elizabeth Marsh memberikan sugesti subliminal kepada subjek penelitiannya.

Mereka menunjukkan sekumpulan foto yang menunjukkan lokasi-lokasi yang berbeda kepada sekelompok pelajar dengan maksud bertanya kepada mereka mana yang dianggap paling familiar bagi mereka. Dalam percobaan ini, semua pelajar yang diuji belum pernah mengunjungi lokasi-lokasi yang ada di foto tersebut.

Namun sebelum mereka menunjukkan foto-foto itu, terlebih dahulu mereka menayangkan sebagian foto itu di layar dengan kecepatan subliminal sekitar 10 sampai 20 milidetik. Kecepatan itu cukup bagi otak manusia untuk menyimpan informasi itu di bawah sadar, namun tidak cukup bagi para pelajar itu untuk menyadari dan menaruh perhatian padanya.

Dalam percobaan ini terbukti bahwa lokasi-lokasi pada foto-foto yang sudah ditayangkan dengan kecepatan subliminal dianggap paling familiar bagi para pelajar itu.

Eksperimen serupa pernah diadakan oleh Larry Jacobi dan Kevin Whitehouse dari Washington University. Bedanya, mereka menggunakan sekumpulan kata-kata, bukan foto. Namun hasil yang didapat sama dengan eksperimen Dr. Alan Brown.

Berdasarkan pada hasil eksperimennya, Dr. Alan Brown kemudian mengajukan sebuah teori yang disebut sebagai teori ponsel (atau perhatian yang terpecah).

Teori ini mengatakan bahwa ketika perhatian kita terpecah, maka, secara subliminal, otak kita akan menyimpan informasi mengenai kondisi di sekeliling kita namun tidak benar-benar menyadarinya. Ketika perhatian kita mulai fokus kembali, maka segala informasi mengenai sekeliling kita yang tersimpan secara subliminal akan "terpanggil" keluar sehingga kita merasa lebih familiar. Ini sama seperti bongkahan es di bawah permukaan air yang naik ke atas permukaan.

Contoh, jika kita memasuki sebuah rumah sambil ngobrol dengan orang lain, maka perhatian kita tidak akan terpaku kepada kondisi rumah itu, namun otak kita telah menyimpan informasi itu secara subliminal di bawah sadar. Ketika kita selesai ngobrol, pikiran kita mulai fokus dan informasi yang tersimpan di bawah sadar mulai muncul. Seketika itu juga kita mulai merasa familiar dengan rumah itu.

Jadi, berdasarkan teori ini, deja vu tidak berhubungan dengan kejadian di masa lalu yang telah berlangsung lama.

Memori dari sumber lain
Ada lagi teori yang lain. Teori ini percaya bahwa otak kita menyimpan banyak memori yang datang dari berbagai aspek kehidupan kita, seperti film yang kita tonton, gambar ataupun buku yang kita baca. Informasi-informasi ini kita simpan tanpa kita sadari. Sejalan dengan lewatnya waktu, maka ketika kita mengalami peristiwa yang mirip dengan informasi yang pernah kita simpan, maka memori yang tersimpan di bawah sadar kita akan bangkit kembali.

Contoh, sewaktu kecil, mungkin kita pernah menonton sebuah film yang memiliki adegan di sebuah tugu atau monumen. Ketika dewasa, kita mengunjungi tugu ini dan tiba-tiba kita merasa familiar walaupun kita tidak ingat dengan film tersebut.

Teori ini mirip dengan teori ponsel, tapi teori ini setuju bahwa deja vu berhubungan dengan kejadian yang telah berlangsung lama di masa lampau.

Teori Pemrosesan Ganda (visi yang tertunda)
Dalam banyak hal, teori-teori mengenai penyebab Deja Vu tidak berbeda jauh dari yang diajukan oleh Sigmund Freud. Namun seorang peneliti bernama Robert Efron berusaha melihat lebih jauh kedalam mekanisme otak, bukan sekedar pikiran sadar atau tidak sadar. Walaupun sangat teknikal, teori yang diajukannya dianggap sebagai salah satu teori Deja Vu terbaik yang pernah ada.
Teori Efron ini berhubungan dengan bagaimana cara otak kita menyimpan memori jangka panjang dan jangka pendek. Ia menguji teori ini pada tahun 1963 di rumah sakit Veteran Boston. Menurutnya, respon syaraf yang terlambat dapat menyebabkan deja vu. Hal ini disebabkan karena Informasi yang masuk ke pusat pemrosesan di otak melewati lebih dari satu jalur.

Efron menemukan bahwa Lobus Temporal dari otak bagian kiri bertanggung jawab untuk mensortir informasi yang masuk. ia juga menemukan bahwa Lobus Temporal ini menerima informasi yang masuk dua kali dengan sedikit delay antara dua transmisi tersebut.

Informasi yang masuk pertama kali langsung menuju Lobus Temporal, sedangkan yang kedua kali mengambil jalan berputar melewati otak sebelah kanan terlebih dahulu.

Jika delay yang terjadi sedikit lebih lama dari biasanya, maka otak akan memberikan catatan waktu yang salah atas informasi tersebut dengan menganggap informasi tersebut sebagai memori masa lalu.

Deja Vu - Sepertinya saya pernah menulis ini.
Tidak, saya cuma bercanda. Ini pertama kalinya saya menulis mengenai Deja Vu. Walaupun tidak menakutkan seperti fenomena Doppelganger yang juga sering dihubungkan dengan aktifitas otak, Deja Vu tetap dianggap sebagai fenomena yang luar biasa misteriusnya.

Tapi jika kalian bertanya mengenai pendapat saya, maka saya rasa Sigmund Freud telah memecahkan misterinya.

from (http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/01/fenomena-deja-vu-yang-misterius.html)

Ufo nazi - Senjata rahasia Jerman pada perang dunia II

Pada sekitar pertengahan abad 20, Hitler dengan nazi-nya telah membawa Eropa masuk ke dalam teror yang mencapai puncak dengan pecahnya perang dunia ke II (1939-1945). Pada masa itu, Hitler berusaha dengan keras untuk menguasai seluruh Eropa dan dunia dengan cara apapun, mulai dari mistik hingga teknologi. Dan dari sinilah muncul legenda-legenda luar biasa mengenai nazi, salah satunya adalah legenda bahwa nazi dengan suatu cara berhasil membangun pesawat berbentuk piringan dengan kemampuan luar biasa yang sering disebut dengan ufo nazi.


Jika kita berbicara mengenai ufo nazi, maka yang dimaksud "ufo" disini adalah pesawat berbentuk piringan. Kita tidak sedang berbicara mengenai pesawat alien.

Catatan awal ufo nazi
Perang dunia II adalah perang senjata rahasia. Pada masa ini, senjata-senjata dashyat berhasil diciptakan. Mulai dari mesin pemecah kode hingga bom atom. Dan sesudah berakhirnya perang itu, beredar rumor bahwa nazi memiliki senjata rahasia berupa pesawat berbentuk piringan dengan kemampuan anti gravitasi dan mampu terbang melebihi kecepatan suara.

Rumor ini sepertinya diteguhkan oleh banyak saksi dan laporan. Belakangan disebut juga bahwa nazi memang memiliki dua jenis pesawat berbentuk piringan yang paling terkenal, yaitu seri Haunebu dan V-7. Namun perlu saya tegaskan sekali lagi bahwa sebagian peneliti masih meragukan bahwa nazi telah berhasil mencapai teknologi ini.

Pada awal tahun 1950, Giuseppe Beluzzo, seorang ilmuwan Italia dan mantan menteri era Mussolini menulis mengenai ufo nazi di sebuah artikel di surat kabar Italia "Il Giornale d'Italia". Ia menulis bahwa sesungguhnya Jerman telah mempelajari desain pesawat berbentuk piringan sejak tahun 1942. Pada bulan yang sama dengan penerbitan artikel itu, seorang insinyur Jerman bernama Rudolf Schriever memberikan pengakuan kepada majalah Der Spiegel bahwa ia telah mendesain pesawat berbentuk lingkaran dengan diameter 15 meter.

Kisah Schriever ini kemudian dituangkan dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis bernama Rudolf Lusar.

Nazi ufo - catatan Rudolf Lusar

Pada tahun 1950an, Rudolf Lusar menulis sebuah buku berjudul "German secret weapons of world war II". Lusar adalah seorang mayor di militer Jerman unit teknis selama perang dunia II. Dalam bukunya tersebut, Lusar menceritakan banyak hal mengenai senjata rahasia nazi. Namun yang paling menarik perhatian adalah bab yang berjudul "Wonder Weapons".

Menurut Lusar, desainer pesawat Jerman bernama Rudolf Schriever bersama rekan-rekannya, Habermohl, Mierth dan Bellanzo, sedang mengerjakan beberapa pesawat berbentuk piringan selama masa perang dunia II. Salah satu fasilitas produksinya adalah pabrik yang terdapat di dekat Breslau, Polandia. Mierth berhasil membuat sebuah prototype pesawat berbentuk piringan dengan diameter 137 meter dengan punuk di atasnya yang berfungsi sebagai kokpit.

Pesawat ini disebut menggunakan "tenaga mesin jet yang disesuaikan". Menurut Lusar lagi, pesawat itu akhirnya hancur ketika pabrik itu diledakkan sendiri oleh pasukan Jerman untuk mencegahnya jatuh ke tangan Sovyet tahun 1945.

Di lokasi pabrik kedua di luar kota Praha, Ceko, Kelompok lain yang dipimpin oleh Schriever dan Habermohl juga mengerjakan pesawat berbentuk piringan yang lain. Diagram yang dibuat oleh Lusar menunjukkan pesawat tersebut memiliki bentuk piringan dengan kokpit berbentuk telur. Pesawat itu juga dilengkapi dengan bilah baling-baling untuk mengangkatnya dari tanah.


Pesawat ini konon diujicobakan pada tahun 1945 dan mampu mencapai ketinggian 12 kilometer hanya dalam tempo 3 menit. Disebut juga bahwa pesawat itu bahkan bisa terbang mencapai kecepatan maksimal hingga 2.000 km/jam, yang artinya lebih cepat dari kecepatan suara.

Klaim ini tentu saja sangat mengejutkan mengingat catatan resmi pesawat pertama yang melampaui kecepatan suara adalah pesawat buatan Amerika yang memecahkan rekor itu tahun 1947.

Nazi ufo - Kesaksian Viktor Schauberger

Tentu saja, banyak peneliti yang meragukan kesaksian Lusar mengingat hampir tidak pernah ada bukti mengenai senjata-senjata rahasia nazi. Kemudian, seorang jurnalis penerbangan bernama Nick Cook menjadi tertarik untuk meneliti masalah ini dan kemudian bepergian untuk mengunjungi lokasi-lokasi yang disebut-sebut oleh Lusar. Cook akhirnya menemukan satu nama yang mungkin berkaitan dengan keberadaan ufo nazi, yaitu Viktor Schauberger.

Cook mengunjungi cucu Schauberger dan menemukan catatan-catatan desain pesawat yang dimiliki olehnya. Menurut Schauberger, ia mampu membuat sebuah mesin yang memiliki kemampuan untuk "terbang mengikuti alam". Salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh Schauberger adalah sebuah pesawat berbentuk piringan yang menggunakan sistem "Mesin pendorong vortex". Teorinya adalah, jika air atau udara berotasi membentuk putaran, yang juga dikenal dengan sebutan "colloidal", maka saat itu akan dihasilkan energi yang cukup untuk mengangkat sebuah objek, termasuk pesawat.

Konon Schauberger berhasil membangun beberapa model pesawat semacam ini. Salah satunya memiliki diameter hingga 15 meter. Bahkan disebut-sebut bahwa satu dari beberapa model pesawat ini benar-benar bisa terbang. Uji cobanya dilakukan pada tanggal 19 Februari 1945 dan berhasil mencapai ketinggian 45.000 kaki hanya dalam tempo 3 menit. Pesawat ini kemudian sering disebut dengan sebutan V-7, yang merupakan kependekan dari Vril-7.


Schauberger juga mengakui bahwa salah satu prototype yang didesainnya dibangun dengan menggunakan tenaga kerja paksa dari kamp konsentrasi di Mauhausen. Dalam catatan Schauberger juga disebut bahwa prototype pesawat itu dihancurkan dalam usaha mencegahnya jatuh ke tangan pasukan sekutu.

Setelah perang dunia ke II berakhir, Schauberger pindah ke Amerika Serikat dan bekerja untuk proyek rahasia pemerintah Amerika Serikat. Ia meninggal tahun 1958.

Cook percaya bahwa kisah yang diceritakan oleh Schauberger tidak dibuat-buat. Ia juga menyimpulkan bahwa teknologi nazi itu kemudian diambil oleh pemerintah Amerika dan Sovyet. Bahkan pemerintah Amerika bertindak lebih jauh dengan menjalankan "Operation Paperclip" dimana ilmuwan-ilmuwan Jerman diselundupkan dengan diam-diam ke Amerika Serikat.

Ilmuwan-ilmuwan ini kemudian bekerja untuk proyek-proyek angkasa Amerika. Salah satunya adalah ilmuwan Jerman yang bernama Wernher Von Braun yang kemudian bekerja untuk NASA. Ia adalah orang yang menciptakan wahana Saturn V yang berhasil mendaratkan Neil Armstrong di bulan.

Nazi ufo - mitos atau fakta

Tentu saja ketika berbicara mengenai pesawat ufo nazi, orang-orang bukannya kagum dengan bentuknya yang bulat. Namun yang dipertanyakan adalah apakah Jerman benar-benar berhasil membuat sebuah pesawat anti gravitasi ? Dan apakah benar Jerman berhasil membuat pesawat yang berhasil mencapai ketinggian 45.000 kaki hanya dalam tempo 3 menit ? Atau apakah Jerman benar-benar berhasil membuat pesawat yang berhasil mencapai kecepatan suara 2 tahun sebelum Amerika ?

Seorang insinyur aeronautika bernama Roy Fedden percaya bahwa Jerman memiliki teknologi itu. Fedden berkata :
"Saya telah melihat desain dan rencana produksi mereka dan menyadari bahwa jika saja mereka bisa memperpanjang perang selama beberapa bulan, maka kita akan melihat konfrontasi udara yang sangat berbeda"
Kesaksian ini juga diteguhkan oleh Kapten Edward J Ruppelt dari project blue book :
"Ketika perang dunia II berakhir, Jerman telah memiliki beberapa bentuk pesawat yang radikal dan beberapa pengendali rudal. Mayoritas pesawat itu memang masih dalam masa uji coba, namun pesawat itu adalah satu-satunya pesawat yang dianggap mampu mencapai kemampuan mendekati obyek-obyek yang diamati para pengamat ufo."
Mungkin saja Jerman benar-benar berhasil membuat pesawat seperti ini. Pada masa perang dunia II, banyak penampakan objek terbang misterius yang disebut foo fighters yang dilaporkan oleh para pilot pesawat tempur. Pada saat itu banyak yang percaya bahwa foo fighters adalah senjata rahasia Jerman.

Avro Canada - proyek ufo yang gagal

Kecurigaan ini kembali berkembang setelah ada usaha dari Amerika dan Kanada untuk membuat pesawat terbang berbentuk piringan setelah perang dunia II berakhir. Pada tahun 1953, sebuah perusahaan penerbangan bernama Avro Canada mengumumkan bahwa mereka sedang mengembangkan VZ-9-AV Avrocar, sebuah pesawat jet yang dipercaya mampu mencapai kecepatan 2.400 km/jam.

Namun uji coba pesawat ini mengalami kegagalan terus menerus hingga akhirnya proyek ini dihentikan total pada tahun 1961 setelah menghabiskan dana 10 juta dolar.

Insinyur Georg Klein dari Jerman mengklaim bahwa teknologi pesawat ini adalah hasil karya nazi Jerman.


Nazi dan Antartika
Sebenarnya legenda ufo nazi bukanlah sesuatu yang luar biasa. Kisah ini menjadi luar biasa ketika seorang penulis bernama Ernst Zundel menulis buku yang berjudul "UFOs : Nazi Secret Weapons ?". Dalam buku itu ia menulis bahwa setelah berakhirnya perang dunia II, Hitler berhasil melarikan diri ke Antartika dan membuat markas ufo disana. Kisah yang ditulis Zundel sangat erat kaitannya dengan teori Hollow Earth yang dipercaya sebagian orang. Lagipula, nazi pernah mengklaim wilayah New Swabia di Antartika sebagai kepunyaan Jerman dan mengirim ekspedisi ke tempat itu pada tahun 1938.

Kisah Zundel kemudian menjadi sangat populer dan hingga saat ini, banyak yang percaya bahwa Hitler secara diam-diam berada di belakangan kemunculan ufo yang marak setelah perang dunia II. Tapi tentu saja kisah ini tidak memiliki fakta dan bukti sama sekali. Apalagi setelah diketahui bahwa Zundel menjual tiket untuk eksplorasi ke Antartika seharga $9.999 untuk mencari pintu masuk Hollow Earth.

Lalu ada lagi klaim dari Vladimir Terziski, seorang insinyur Bulgaria yang mengatakan bahwa Jerman bersama Italia dan Jepang telah membangun markas bersama di Antartika dan terus mengerjakan proyek rahasia mereka dari sana. Ia juga mengatakan bahwa Jerman telah berhasil mendarat di bulan pada tahun 1942 dan membangun markas rahasia disana.

Nazi ufo - antara imajinasi dan kenyataan
Sepertinya manusia punya kebiasaan untuk mengkultuskan para tokoh dunia yang dianggap kharusmatik, dan karena ada penulis-penulis seperti Zundel dan Terziski, maka ingatan kita akan Hitler dipenuhi oleh mitos-mitos yang tidak berdasar.

Namun soal ufo nazi, Saya percaya bahwa nazi bisa saja telah mencapai teknologi seperti itu. Apalagi jika kita membaca sejarah bahwa keberhasilan teknologi angkasa Rusia dan Amerika sangat dibantu oleh para ilmuwan Jerman yang hijrah ke negara itu.

Konon, menurut para motivator, mereka yang memiliki ambisi akan dapat mencapai banyak hal, tidak peduli apakah ambisi tersebut didasari oleh niat baik ataupun niat jahat.
from(http://xfile-enigma.blogspot.com/2009/12/ufo-nazi-senjata-rahasia-jerman-pada.html)

Men In Black yang misterius - Siapakah mereka sebenarnya ?

Sejak sekitar 50 tahun lalu, para saksi mata penampakan ufo mengaku didatangi oleh pria-pria misterius berbaju hitam yang meminta mereka untuk tidak menceritakan pengalaman mereka. Pria-pria misterius ini disebut Men In Black.


Sejarah Men In Black
Kisah Men In Black muncul ke permukaan lewat sebuah buku yang dipublikasikan pada tahun 1956 berjudul "They Knew Too Much About Flying Saucers" oleh Gray Barker. Barker adalah seorang penduduk Braxton county yang kemudian menjadi tertarik dengan fenomena ufo dan mulai mengumpulkan informasi-informasi yang berkaitan dengan ufo.


Lalu kisah Men In Black kembali dipopulerkan oleh Albert Bender pada tahun 1962 lewat sebuah buku berjudul "Flying Saucers and the three men". Bender adalah teman dari Gray Barker yang juga pengelola majalah Fate Magazine.

27 tahun kemudian, Barker kembali menulis kisah mengenai Men In Black lewat sebuah buku berjudul "M.I.B : The secret terror among us" yang diterbitkan tahun 1983.

Kedua orang ini dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam penyebaran legenda Men In Black.

Deskripsi Men In Black
Dalam buku-buku yang diterbitkan oleh Barker dan Bender, Men In Black atau secara populer disebut MIB dideskripsikan sebagai pria berbaju hitam yang selalu mengunjungi para saksi penampakan ufo dan mengancam mereka untuk tutup mulut mengenai pengalaman mereka. Mereka juga umumnya menggunakan kacamata hitam dan mobil besar yang juga berwarna hitam.

MIB juga disebut memiliki bentuk wajah yang tidak biasa. Mereka sepertinya memiliki informasi detail mengenai perjumpaan para saksi dengan ufo, seakan-akan mereka telah menguntit para saksi cukup lama. Kadang pria-pria misterius ini mengaku dari badan pemerintahan yang sedang mengumpulkan informasi mengenai fenomena yang tidak terjelaskan. Mereka juga seringkali meyakinkan para saksi yang dikunjungi bahwa objek aneh yang dilihat sesungguhnya tidak ada atau hanya halusinasi.

Sejarah perjumpaan Men In Black
Perjumpaan pertama dengan Men in Black yang diketahui terjadi pada tahun 1947. Saat itu, seorang petugas pelabuhan bernama Harold A.Dahl menyaksikan sebuah ufo di atas perairan Puget Sound, Washington. Kemudian sebuah pecahan dari ufo tersebut jatuh ke kapalnya dan membunuh anjing milik Dahl. Beberapa waktu setelah perjumpaan itu, seorang pria dengan pakaian hitam mengunjungi Dahl dan memaksanya untuk tidak mendiskusikan penampakan itu dengan siapapun.

Lalu, pada tahun 1953, Albert Bender yang sedang giat-giatnya melakukan penelitian mengenai ufo mengaku kalau tiga pria misterius mengunjunginya dan memperingatinya untuk tidak meneruskan penelitiannya. Kisah Bender inilah yang kemudian menjadi dasar penulisan buku Gray Barker "They Knew Too Much about Flying Saucers".

Pada tahun-tahun berikutnya, masih ada beberapa laporan lagi yang sepertinya agak sukar untuk dikonfirmasi validitasnya. Namun pada masa itu kisah Men In Black telah menjadi sangat populer.

Teori-teori Men In Black
Dari banyak teori yang berkembang mengenai identitas Men In Black, paling tidak ada empat teori yang paling sering disebut, yaitu :

Alien
Beberapa ufolog percaya bahwa MIB sesungguhnya adalah alien, atau paling tidak android (manusia robot) yang dikendalikan langsung oleh alien. Mereka diutus ke bumi untuk membantu menjaga kerahasiaan aktivitas alien di bumi.

Teori ini diperkuat dengan kenyataan bahwa dalam beberapa kesempatan MIB terlihat canggung dan asing dengan norma-norma yang biasa dilakukan oleh manusia, seperti gurauan atau idiom sehari-hari. Lalu para MIB disebut berbicara dengan nada-nada yang kaku seperti diatur. Bahkan ada saksi yang mengatakan bahwa tiga pria MIB yang mengunjunginya memiliki wajah mirip.

Kunjungan Iblis
Herannya, teori yang mistik ini justru diajukan oleh para peneliti ufo sendiri seperti John Keel. Menurutnya ada kesamaan antara laporan kunjungan MIB dengan kisah perjumpaan dengan iblis di masa lampau.

Keel menyatakan kemungkinan bahwa MIB adalah manifestasi modern dari penampakan iblis di masa lampau. Peter Rojcewicz, seorang ahli kisah-kisah rakyat setuju dengan pendapat ini. Bagi mereka yang mempercayai teori ini, tentu saja mereka juga harus percaya bahwa keseluruhan aktifitas ufo adalah aktifitas dari iblis.

Badan pemerintah, Militer atau CIA

Mengenai MIB, seorang penulis bernama Bill Moore mengatakan bahwa MIB ini sesungguhnya adalah agen pemerintah yang berasal dari unit intelijen angkatan udara Amerika Serikat yang disebut Air Force Special Activities Center (AFSAC). Markas unit ini dipercaya berada di Belfour, Virginia.

Namun Moore mengatakan bahwa AFSAC justru terinspirasi dengan laporan MIB tahun 1950an sehingga mereka tidak bisa dikaitkan dengan kunjungan MIB sebelum tahun itu.

Teori bahwa MIB ini adalah badan pemerintah, apakah AFSAC atau bukan, sepertinya juga dikonfirmasi oleh beberapa petunjuk. Misalnya pada tahun 1953, CIA mendirikan panel Robertson yang tujuannya adalah untuk meneliti fenomena ufo, terutama di wilayah Washington (saya pernah menyinggung mengenai Panel ini di tulisan sebelumnya : Washington national airport sightings - serbuan ufo ke Washington DC). Dan salah satu metodenya adalah memata-matai para peneliti ufo independen. Tak lama setelah itu, laporan kunjungan MIB muncul.

Satu lagi yang membuat teori ini masuk akal adalah beberapa badan pemerintah Amerika Serikat seperti FBI mengharuskan karyawannya menggunakan jas berwarna hitam dalam bertugas.

Walaupun tiga teori di atas sepertinya memiliki argumen yang cukup masuk akal, namun ada pertanyaan yang sangat besar masih menggantung. Mengapa hanya segelintir saksi penampakan ufo yang mendapat kunjungan MIB ?

Bagaimana dengan saksi lainnya ?

Karena itu, kita akan melihat teori keempat yang berusaha menjelaskan semuanya. Yaitu Hoax.

Hoax

Dalam sebuah artikel yang berjudul "Gray Barker : My Friend, the Myth-Maker", John C.Sherwood mengungkapkan bahwa pada saat ia berumur 18 tahun, ia setuju untuk bekerjasama dengan Gray Barker untuk menciptakan sebuah hoax mengenai "blackmen", yaitu tiga penghuni ufo yang membunuh "Dr.Richard Pratt", yang diperankan oleh Sherwood sendiri.

Sepertinya tulisan Sherwood dikonfirmasi oleh para peneliti ufo lainnya seperti John Keel yang menemukan banyak kejanggalan pada kisah Gray Barker. Jika Barker benar-benar mengarang kisah mengenai Men In Black, maka dipastikan seluruh legenda MIB memang sebuah hoax.

Men In Black - Kesimpulan

Jika kalian mencoba untuk mencari kisah perjumpaan mengenai Men In Black di google, maka kalian akan kesulitan karena selalu dibawa ke situs film Men In Black. Kisah Men In Black sepertinya memang sangat sukar dikonfirmasi kebenarannya.

Karena itu, Menurut saya, Kisah Men In Black memang hanyalah sebuah fantasi karangan Barker dan Bender. Buku-buku yang ditulis oleh kedua orang tersebut sangat populer pada masa itu sehingga orang-orang cenderung menjadi paranoia.

Jika MIB adalah benar-benar badan rahasia pemerintah atau alien yang berusaha menyembunyikan aktifitas ufo, maka kembali lagi ke pertanyaan di atas, mengapa hanya segelintir saksi yang mendapatkan kunjungan diantara ribuan penampakan ufo lainnya ?

Tapi, saya percaya dengan kesaksian Dahl. Saya percaya bahwa Dahl mungkin tidak sengaja melihat pesawat militer rahasia Amerika dan mendapatkan kunjungan dari agen pemerintah yang memintanya untuk merahasiakannya. Lagipula tahun 1947 adalah masa pasca perang dimana kewaspadaan negara masih sangat tinggi. Dan pada saat itu pemerintah Amerika melihat isu ufo berpotensi menimbulkan histeria massa yang dapat digunakan oleh musuh untuk menyerang. (baca : Washington national airport sightings - serbuan ufo ke washington DC 1952)

Dan memang, jika kalian meneliti mengenai MIB, maka kalian akan menemukan sepertinya memang hanya kesaksian Dahl yang kredibel.

Maaf, bagi para penggemar ufo dan Men In Black.

from(http://xfile-enigma.blogspot.com/2009/12/men-in-black-yang-misterius-siapakah.html)