Selasa, 15 September 2015

Dear, Waktu...

Dear, Waktu...
Kamu slalu berjalan maju.
Tak akan mungkin kau berjalan mundur, sekalipun aku memaksa, tetap tidak mungkin.
Memaksa aku,untuk slalu menatap kedepan.
Aku tak ingin melihat kebelakang.
Karena kadang trasa ngilu langkah ini saat mlihat kebelakang
Waktu,
Yang tidak mungkin berjalan mundur
Memaksa aku untuk berjalan kedepan,
Aku acuhkan, aku lupakan yang lalu.
Ya karena memang sepantasnya aku lupakan.
Sampai disuatu waktu, aku melihat beberapa carik fotoku dan kluargaku.
Beberapa carik fotoku dan teman2ku
Hey, tak smua masa laluku itu tidak berarti
Senyuman, tangisan, dan canda terlihat di setiap guratan wajah polosku saat itu.
Ku kira, smua yang aku lalui tak berarti.
Sengaja aku luangkan waktu untuk melihat diary kesayanganku dengan tulisan yang dihiasi gambar2 dan tulisan tinta warna warni ala anak ABG pada zaman itu.
Ahhh sungguh banyak crita yg aku lalui
Namun sungguh, aku merasa waktu laluku itu tidak berarti.
Namun tidak, ternyata waktu terasa sangatlah berarti, jika ku lihat kembali kini.
Aku bukanlah cewek gaul pada zaman itu,cenderung culun.
Gadis manis,dengan seragam atasan ukuran XL (badan kurus), rok kebesaran sampai melewati lutut.
Aku berjalan, bak seekor kucing yang mencari ikan yang jatuh. Menunduk, tanpa takut kejeduk.
Tiap ada laki2 yang menggoda, tatapan aku pasti langsung menunduk dengan wajah merengut, dan jalan dengan cepat (seperti orang kebelet,haha).
Haha, sungguh itu waktu yang pernah aku lalui,yang sempat aku kira tak berarti, padahal itu lucuuu skali.
Walau memang jadi sasaran empuk untuk jadi bahan bully.
Tapi ternyata, itu tidaklah selalu buruk.
Dari situ aku belajar untuk menghargai perasaan orang lain, dan mencoba "merasakan".
aku ingat saat orang tuaku melarang kegiatan aku, hingga aku menjadi gadis yang tak pandai bergaul.
Aku membenci itu!!!
Tapi tahukah kamu waktu???
Kini aku menyadari itu memang bentuk cinta dari kedua orang tua aku,walau memang berlebihan.
Tapi tahukah kamu waktu????
Aku pun beruntung,dengan kekuranganku itu, aku bisa melihat cinta2 tulus dari orang sekitar
Iyaaa, cinta2 itu memang tulus, hingga saat itu
Keluarga, sahabat, hingga kekasih (calon suami)
Waktu, kamu banyak mengajarkanku tentang segala hal.
Melihat kebelakang tidaklah selamanya buruk
Karena bukankah selalu ada makna dari setiap kejadian buruk???
Bukankah selalu ada pelangi setelah hujan???
Bukankah tanah akan subur setelah letusan merapi???
Kamu tahu waktu, bentuk cinta tulus itu sebentar lagi akan halal bagiku (setelah kedua orang tuaku dan kluargaku)
Jika aku bukan orang culun saat itu, mungkin aku tidak akan tahu, ada cinta yang tulus sepertinya.
Jika dulu aku tidak culun, mungkin aku tidak akan bertemu teman yang saling mendukung dalam kebaikan.
Mungkin aku tidak akan mendapatkan sahabat yang banyak membuat aku belajar kebaikan.
Mungkin aku tidak belajar untuk menghargai,
Belajar menerima,
Hingga akhirnya belajar memaafkan :))
Waktu, aku tahu, kamu tidak selamanya berjalan sesuai mauku.
Tidak selamanya aku bahagia berlalu denganmu
Tapi bantu aku untuk dewasa bersamamu, menjadi wanita muslimah yang jauhhh lebih baik lagi, sampai akhirnya kita berpisah dalam keadaanku khusnul khotimah.