Sabtu, 14 Mei 2011

Innalillahi wa Innalillahi raji’un

Disuatu tempat yang sangat terpencil, hidup dua makhluk yang selalu berperang Rafi dan Fika. Hanya dua makhluk saja yang tinggal disana. Mereka sangat pandai mengendalikan fikiran seseorang. Cukup.. Cukuplah di tempat itu mereka tinggal, mereka mengendalikan fikiran seseorang dengan mudahnya. Terkadang terjadi perang yang sangat dahsyat sampai membuat tempat mereka hancur.
“Saya heran, mengapa kau masih disini. Kau adalah makhluk laknat! Tak sepantasnya kau hidup! Lihat tempat ini! Kamu membuatnya kotor dan hancur! Padahal sebelumnya tempat inibegitu bersih, dan begitu indah, da setiap orang malihatnya, pasti akan tersenyum dengan banyak harapan!” Rafi membentak Fika dengan penuh emosi dan kesedihan.
“Bukan salah saya! Saya disini hanya menjalankan tugas saya sejak awal saya ada! Lagipula saya hanya memberi sedikit sampah di tempat ini. Bukan salah saya jika sampahnya berserakan karena angin. Salahkanlah angin!” Fika mengeles dengan rasa puas, atas perbuatannya.
“Tapi karena sedikit sampahmu itu, tempat ini  jadi begitu kotor! Bau busuk kini saya cium begitu pekat! Tak ada seorangpun yang mau tersenyum lagi jika melihat tempat ini! Melihatnya pun sudah enggan!”
“Oh, kalau saya sangat nyaman disini. Bagitu mudahnya saya menjadikan tempat ini menjadi yang saya mau. Jika saya meminta ‘A’, pasti akan langsung diberikan! Hahah, memang tempat inilah yang bodoh!”
“Hei, Fika! Ketahuilah! Tempat ini adalah tempat yang paling sempurna yang pernah diciptakan Allah! Seharusnya kau mengindahkannya! Bukan menghancurkannya! Bukankah Allahpun memerintahkan kamu untuk menghormati tempat ini?!”
“DIA! Diapun begitu kejam terhadapku! DIA memaksaku untuk menghormati tempat ini! Hanya sebuah tempat yang sesungguhnya tanah! Tak sudi saya! Hanya karena penolakanku itu, DIA melaknatku dan mengharamkanku untuk memasuki syurgaNYA kelak! Saya tidak terima! Saya tidak terima, karena tempat ini, saya menjadi terbuat dan laknat! Sampai akhir hidupku nanti, saya akan hancurkan tempat ini, saya akan buat tempat ini sehancur mungkin, hingga DIA pun tak ingin melihat tempat ini!”
“Sungguh kejamnya engkau! Tapi jujur, posisi saya disini sangatlah lemah. Bahkan hampir tertendang dari tempat ini. Tak ada tiang yang kokoh untuk melindungi saya dari seranganmu. Tak ada alas yang layak, yang dapat membuat kaki saya merasa nyaman saat menginjaknya, dan tak terasa sakit, akan tanah yang tidak rata. Tak ada atap dan tembok yang dapat melindungi saya dari hujan batu, bahkan hujan air sekalipun. Rumah, dan tempatku begitu tak sempurna, bahkan tak layak lagi. Kini sudah waktuku untuk menempati tempat ini. Dalam hitungan haripun, tempat ini akan musnah. Kau berhasil, Fika. Semoga tak ada lagi tempat yang menguatkan tempatmu. Semoga tempat lainnya menguatkan posisi, rumah, dan tempat makhluk sejenisku agar tempat sejenis ini tak hancur lagi oleh makhluk sepertimu! Innalillah wa innalillahi raji’un.”
“Sesungguhnya saya akan selalu kokoh! Sayapun tak akan pernah mati! Saya akan selalu menyelubungi tempatmu, untuk masuk kedalamnya, dan menghancurkannya, seperti saya menghancurkan tempatmu ini! Itupula yang akan saya lakukan kepada tempat lain yang kau bilang sempurna itu! Hahaha! Saya puas! Tempat ini dan tempat rapuh lainnya pun akhirnya akan ikut denganku tempat abadiku nanti, hingga akhirnya, hanya sedikit yang diizinkanNYA untuk memasuki tempatNYA!”
Dan akhirnya tempat itupun hancur. Tempat itu yang tadinya begitu indah, kini telah tak layak untuk ditempati lagi. Tempat yang sangat terpencil, yang begitu kecil, dan kadang tak ada yang memerhatikannya…QOLBU (hati)… Kini tempat yang bernama Rafika binti Fulan telah berpulang ke Rahmatullah, yang disambut oleh malaikat izroil, dengan mulut yang penuh dengan busa, akibat jarum setan. Fika berhasil membuat semua orang disekitar rafika membenci rafika. Tak ada lagi waktu untuk memperbaiki tempat Rafi, karena waktu Rafika telah habis. Innalillah wa innalillahi raji’un. Telah berpulangnya Rafika dan ikut mati pula akhlak dan kebaikannya…
Rafika telah membuat malaikat atid sibuk memcatat semua amalnya, karena itupun malaikat rakib hanya mencatat sedikit. Rafika harus siap menerima siksaan dari malaikat munkar&nakir karena sulit menjawab pertanyaan mereka. Ia harus siap pula bertemu dengan malaikat Malik, diakhir nanti. Dan Rafikapun termasuk orang yang merugi, karena sesungguhnya Allah telah memberikan umat manusia petunjuk atas hidup mereka. innalillahi wa innalillahi raji’un

Tidak ada komentar:

Posting Komentar