Sabtu, 19 Desember 2009

PENANTIAN

PENANTIAN


Katanya, disini aku hanya menunggu. Entah sampai kapan. Namun ada yang mengatakan aku akan menunggu sampai ada sebuah cahaya yang datang. Sebuah cahaya, menuju dunia baru. Ada yang bilang dunia baru itu adalah dunia yang penuh dengan kotoran, dan makhluk-makhluk yang sulit. Jarang sekali ada yang mempunyai cahaya seorang calon tempat muliaNYA Ya Allah, aku takut… aku takut bertemu dengan mereka. Aku masih ingin disini, dengan makhluk-makhlukMu yang belum ternoda… sungguh indahnya ditempat ini. Dan yang terpenting, aku dapat dekat denganMu… tak seperti orang-orang diSana… sangat berat perjuangan yang harus mereka tempuh… belum lagi bisikan makhluk-makhluk laknat itu… TIDAK!!! AKU TAK MAU!!!
Suasana disini sangat menyenangkan. Tak ada bau busuk yang tercium. Hanya terdengar puja-puji kepadaNYA yang ku dengar. Aku, cinta tempat ini… namun… Oh, tidak!!! Ada yang menarikku kesuatu tempat… tempat ini nyaman… aku merasakan cinta yang tulus didalam sini. Aku dimana? Suara apa ini?? Inikah yang mereka bilang degup jantung? Tidak mungkin! Aku tak mau meninggalkan tempat indah itu! Aku tak mau ketempat kotor itu!!! Ya Allah, kumohon jangan jaukan aku dari Mu… betapa besarnya cintaku kepadaMu. Tak ingin aku jauh dariMu. Aku menangis sekuatnya. Hatiku hancur. Aku tak ingin jauh dariNYA. aku takut tak dapat kembali lagi ketempat indah itu. Tak lama, ada suara indah yang terdengar. Suara itu bicara padaku… “Tenanglah, kamu tak usah takut. Allah akan selalu disisimu, selama kamu mau berusaha. Janganlah kamu takut. Akan ada bidadari yang seanatiasa akan menjagamu, memberimu kehangatan, dan mencintaimu dengan tulus.”, aku tetap sedih. Aku tak mau jauh dariNYA. namun aku ingin bertemu bidadari itu. Benarkah?? Ia akan menjagaku? Suara itu kembali bicara, “Ia adalah orang yang selalu ada untukmu. Mencintaimu, lebih dari dirinya sendiri. Ia akan mengorbankan apapun untukmu. Walau akan tiba masa dimana kau akan bersama yang lain, namun cintanya tak kan pernah putus untukmu.”. Subhanallah, Allah menciptakan makhluk seindah itu untukku. Semoga Allah selalu bersamanya dan mencintainya seperti ia mencintaiku. Namun, siapakah bidadari yang mulia itu? Suara itu kembali menjawab, “Ia adalah ibumu. Bidadari yang selalu menjagamu. Selalu ada untukmu. dengan itu, maukah kau bertemu dengannya??”. Aku ingin.. aku ingin bertemu dengan bidadari itu. Aku akan menyayanginya, layaknya ia yang menyayangiku. Namun… beratnya hati ini untuk meninggalkan taman abadi itu. Tapi kata suara indah itu, aku akan kembali kesini jika aku bisa melawan makhluk yang dilaknat Allah, turunnya Nabi Adam. Aku pasti bisa!!! Setelah itu suara tersebut memberitahukan takdirku. Jodohku, hidupku, matiku… semuanya ditentukan. Selanjutnya aku hanyalah menunggu, dengan perasaan penasaran akan bidadari cantik itu, dan sedih akan kepergianku dari taman abadi itu…
Masya’Allah, sudah berapa lama aku disini? Lama sekali. Belaian bidadari dan laki-laki itulah yang menjadi obatku. Belaian yang penuh dengan kasihsayang. Ya Allah, janganlah kau biarkanku mengkhianati mereka. Taklama aku terguncang. Tempat ini bergerak. Apa yang terjadi??? Ya Allah, sepertinya orang ini sedang berusaha… berusaha mengeluarkan aku. Bidadari ini ingin melihatku. Ia berjuang dengan mempertaruhkan nyawanya untukku. Hingga akhirnaya tangisku memecahkan keheningan. Subhanallah, bidadari ini sangat cantik. Ibuku sangat cantik. Begitu pula pasangan ibuku. Aku tak tahu namanya, namun aku akan mencintainya pula. Mereka begitu menyayangiku. Namun… oh, siapa orang ini? Jangan!! Jangan kamu bawa aku pergi dari ibuku!!! JANGAN!!! Aku menangis, dan terus menangis. Sampai tiba saat aku dikembalikan kepada ibuku. Wanita tadi hanya membasuhku yang penuh dengan darah ibuku. Ibu… akhirnya aku kembali kedalam peluknya. Aah, sungguh hangat… aku bahagia berada disini. Puji syukurku kepadaMu, Ya Allah. Jagalah kedua orang tuaku, layaknya mereka menjagaku… kedua pasang manusia mulia itu memelukku dengan hangat, dan menciumku dengan penuh cinta. Diberikannya aku air susu dari ibuku… kini, penantianku pun terhenti sejenak… terhenti, ditempat yang hangat. Ditempat, yang aman…didalam hangatnya cinta ibuku… cinta keluargaku… hingga akhirnya nanti aku harus menanti lagi, malaikat yang kembali menjemputku… menanti hari pembalasan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar